Aksi Mahasiswa Tuntut Rektor Turun dari Jabatan

Penulis: Wulan Rahma Fahni

Gagasanonline.com – Mahasiswa UIN Suska Riau melakukan aksi sejak pagi di depan Gerbang kampus, masa aksi menuntut agar Rektor UIN Suska turun dari jabatannya. Saat meminta masuk ke dalam kampus, masa aksi dilarang oleh sejumlah petugas keamanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi karena UIN Suska sudah disterilkan terkait kedatangan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Jumat (6/03/2020).

Masa aksi menganggap rektor tidak mampu untuk memimpin UIN Suska, karena adanya masalah kampus yang tidak terselesaikan dan juga dugaan Korupsi 42 Miliar oleh rektor. Sebelum akhirnya ada negosiasi antara masa aksi dan juga petugas keamanan. Salah satu petugas keamanan dari TNI, Agus mengatakan masa aksi boleh masuk ke dalam kampus namun nanti ketika acara Wapres RI di UIN Suska telah selesai. Namun masa aksi menolak hal tersebut, menurut mereka masa akan tetap masuk secara tertib.

“Kami ingin masuk ke rumah kami, karena ada tamu maka kami diusir? Itulah ibaratnya, apakah seperti itu pak?,” Tanya salah satu masa aksi kepada Agus

Baca :Mahasiswa Gelar Aksi UIN Suska Darurat Rektor

Salah satu masa aksi, Aji mengatakan masa hanya ingin menjumpai rektor dan berbicara langsung terkait tuntutan mereka. Menurutnya masa tidak akan mengganggu acara Wapres RI ke UIN Suska. Pihak kemanan Prayit Trano menegaskan akan menjamin ketika Wapres sudah pulang masa aksi akan dipertemukan dengan rektor.

“Kalian ingin berjumpa rektor atau Wapres? Kalau rektor saya akan jamin kalian bertemu dengan rektor, kalau untuk Wapres kamipun tidak bisa karena sudah ada paspampres,” ujarnya

Setelah itu masa aksi bergerak menjauh dari depan Gerbang UIN Suska dan masih diiikuti oleh penjagaan yang ketat dari petugas keamanan. Masa aksi memasang formasi border sambil melakukan orasi bergantian serta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Darah Juang. Salah satu masa aksi, Idul dalam orasinya mengatakan pihak keamanan sudah mengahalangi mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya.  Menurutnya masa ingin menuntut rektor turun dari jabatannya dan KPK harus mengusut kasus korupsi rektor. Ia juga merasa kecewa karena polisi yang seharusnya mengayomi masyarakat namun tidak pada saat itu. Ia menjelaskan pihak keamanan harus menghargai masa aksi dalam menyampaikan pendapat, tidak hanya soal negosiasi.

Baca: Mahasiswa Lakukan Aksi Bertepatan dengan Kedatangan Wapres

Saat sedang dilakukan orasi bergantian oleh masa aksi, masa mulai sedikit jalan maju namun langsung dihadang oleh pihak kepolisian sehingga terjadi aksi saling dorong. Kemudian hal itu bisa direda dan mahasiswa kembali melakukan orasinya terkait masalah dan keluhan mahasiswa UIN Suska. Pihak keamanan terus menjaga masa aksi, hingga pada pukul 11.40 tampak iring-iringan Wapres RI sudah meninggalkan UIN Suska dan menuju Masjid An-Nur Pekanbaru guna laksanakan Salat Jumat. Setelah itu mahasiswa masa aksi mulai jalan menuju ke dalam UIN Suska melewati Gerbang depan dan Masa aksi kemudian jalan bersama menuju Islamic Center (IC) untuk salat Jumat.

Sekitar pukul 15.00 masa aksi kembali berkumpul di Gedung Rekorat lantai I untuk berjumpa dan menuntut rektor turun dari jabantannya. Namun pihak sekuriti memberitahu masa aksi bahwa pimpinan sedang tidak ada karena pimpinan pergi mengantar Wapres RI salat di Masjid Annur kemudian makan bersama dengan Gubernur dan ke bandara. Masa aksi meminta agar pihak sekuriti menelpon salah satu pimpinan untuk menjumpai massa aksi. Menunggu tanggapan dari sekuriti, masa aksi mulai naik ke lantai IV Gedung Rektorat dan duduk tepat di dekat pintu masuk ruang rektor.

Baca: Rektor UIN Suska Menandatangani Tuntutan Aksi Mahasiswa

Selanjutnya masa aksi kembali melakukan orasi meminta rektor turun dari jabatannya. Kemudian pihak sekuriti meminta agar salah satu perwakilan masa aksi untuk menemui pimpinan. Namun masa aksi menolak dan ingin agar pimpinan menemui semua masa aksi, setelah terjadi perdebatan akhirnya Wakil Rektor (WR) III, Promadi menjumpai masa aksi.

Salah satu Masa aksi, Azam mempertanyakan terkait keberadaan Promadi, karena sebelumnya disebut bahwa semua pimpinan sedang tidak ada di rektorat. Menurutnya itu adalah suatu kebohongan karena ternyata Promadi masih berada di rektorat. Menjawab hal itu, Promadi mengatakan bahwa ia memang berada di rektorat dan sudah mengajak perwakilan mahasiswa untuk bertemu dan berbicara baik-baik, namun massa aksi hanya ingin berjumpa dengan rektor dan tidak ingin hanya perwakilan saja yang bicara.

Reporter: Wulan Rahma Fanni
Editor: Lydia Latifah
Foto: Gagasan / Syahidah Azizah Sipayung

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.