WR I Bantah Isu Terkait Batas Maksimal Lulus 10 Semester

Penulis: Rindi Ariska**

Gagasanonline.com – Wakil Rektor  (WR) I Suryan A Jamrah bantah isu terkait batas lulus maksimal 10 semester, pihaknya mengatakan hal tersebut tidak benar dan belum ada perubahan peraturan hingga sekarang. Batas maksimal kelulusan masih tetap 7 tahun (14 semester) sesuai Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan jika lebih dari itu maka akan otomatis di-Drop Out (DO), Selasa, (19/11/2019).

“Tapi kalau bisa ya secepatnya harus bisa selesai,” kata WR I.

Baca: Mahasiswa Batak Respons Ujaran Rasis dengan Aksi 

WR I menambahkan, perubahan tentang batas maksimal semester bersifat fundamental, artinya harus melalui Senat, tidak bisa diputuskan oleh rektor sendiri untuk menetapkan perubahan tersebut. Mayoritas universitas di Indonesia masih memberlakukan batas maksimal kelulusan 14 semester.

“Kecuali mungkin ada instruksi  baru, tapi, ya tidak semudah itu,” tegasnya.

WR I menghimbau kepada mahasiswa yang sudah semester delapan untuk tidak aktif lagi dalam organisasi. Supaya mahasiswa lebih konsentrasi dengan kuliah dan skripsinya. “Kalau dia sudah masuk di semester 8 dia tidak boleh lagi aktif di organisasi seperti Sema dan Dema, maksudnya biar mereka cepat ngurus skripsinya,” katanya.

Baca: Dilema Mahasiswi Bercadar UIN Suska Riau: Dipaksa Lepas dan Dikaitkan dengan Radikalisme

Mahasiswa Jurusan Peternakan, Yonix tidak setuju jika peraturan batas lulus 10 semester diberlakukan di UIN Suska Riau, lantaran jumlah dosen dan pelayanan di kampus masih belum memadai. Perlu adanya penambahan dosen dan pembenahan pelayanan jika ingin direalisasikan.

“Saya nggak setuju karna nggak ada kesinambungan antara kemauan Kemenristekdikti dengan kesiapan yang ada di kampus,” kata Yonix, “Banyak dari mahasiswa mengeluh soal tugas akhir, ada beberapa dari dosen yang mempersulitlah, susah ditemuilah, lama merevisilah,” tambahnya.

Baca: Tak Miliki IPAL, Limbah FPP Disimpan di Jerigen

Yonix berharap jika peraturan tersebut ingin direalisasikan setidaknya hal-hal yang menunjang agar bisa tamat sebelum 10 semester juga harus dipersiapkan, mulai dari jumlah dosen, pelayanan dan, semua kesiapan kampus.

“Kalau memang mau direalisasikan yang 10 semester itu tolong dari jumlah dosen dan pelayanannya juga ditambah dan dibenahi. Mahasiswa itu pada dasarnya mau tamat cepat, siapa coba yang nggak mau tamat cepat,” tutupnya.

Reporter: Elvina** Rindi Ariska**
Editor: Hendrik Khoirul
Foto: Gagasan/Puspita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.