Letak Kebahagiaan

Penulis: Abdul Kholid

Gagasanonline.com – Andai ibadah itu berbalas dunia, orang yang paling kaya seharusnya adalah Rasulullah ataupun para sahabat. Karena merekalah yang paling banyak mengorbankan waktu, tenaga, harta, dan pikiran untuk agama.

Namun, nyatanya tidak demikian. Kehidupan mereka tetap berjalan dengan sederhana, bahkan tidak sedikit yang harus menahan lapar siang dan malam. Rasulullah pernah mengikat perutnya dengan baru untuk menahan lapar. Padahal, beliau adalah yang paling sempurna ketaatannya.

Karena apa? Karena yang mempunyai dunia belum tentu mempunyai kebahagiaan. Di sisi Allah, dunia tak lebih berharga daripada sebelah sayap nyamuk. Sesuai yang tak abadi, dikejar sampai mati.

Apabila seorang telah menjadi budak dunia, budak jabatan, dan budak harta hingga membiarkannya bertakhta di dalam hati maka ketika kematian datang, dunia, jabatan, dan harta yang telah dikumpulkan itu akan tertinggal. Yang dibawa hanyalah penyesalan dan balasannya di akhirat adalah neraka jahanam.

Cukuplah dunia berada di genggaman tangan, jangan biarkan ia masuk hingga ke dalam hati sebab hati yang di penuhi dengan dunia akan sulit menerima cahaya keimanan dan nikmat beribadah. Jadilah manusia yang berjalan dengan Zuhud, sederhana perihal dunia, namun istimewa perihal akhirat. Bukan tak boleh menjadi kaya, tapi milikilah kekayaan yang tidak menggerogoti keimanan.

“Bila ada yang layak disebut sebagai penipu yang paling penipu maka ia sudah pasti bernama dunia”

Editor: Hendrik Khoirul

Foto: Rawpixel.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.