[OPINI] Karut-Marut Organisasi Mahasiswa di UIN Suska Riau

Penulis: Reza Fahlepi

Gagasanonline.com – Beberapa orang mungkin setuju, jika minat mahasiswa UIN Suska Riau dalam berorganisasi mengalami penurunan yang signifikan. Fenomena ini menjadi perhatian serius, dan pertanyaan yang patut diajukan adalah, “Organisasi dan pejabat kampusnya sudah berkaca?”.

Gagasan pada Juni lalu menerbitkan berita terkait minimnya minat organisasi pada mahasiswa. Salah satu Ketua organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UIN Suska Riau Rino Harbowo, menyatakan hal itu dikarenakan kurangnya pengenalan UKK/UKM kepada mahasiswa.

“Ditambah memang berkurangnya minat dari mahasiswa itu sendiri,” ucap Rino, Sabtu (12/6/2023).

Organisasi mahasiswa merupakan sarana penting untuk pengembangan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan partisipasi aktif dalam kehidupan kampus. Namun, dengan penurunan minat ini, kita harus menyoroti beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.

Pertama, peran dan kinerja organisasi mahasiswa dalam menyediakan platform yang menarik bagi mahasiswa tampaknya perlu dipertanyakan. Sebagai lembaga yang mewakili suara mahasiswa, organisasi harus beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dan aspirasi mahasiswa saat ini. Mereka harus mampu memberikan kegiatan dan program yang relevan, menarik, dan memberdayakan mahasiswa. Jika organisasi tidak mampu memenuhi harapan mahasiswa, penurunan minat adalah hasil yang wajar.

Kedua, pejabat kampus juga perlu melakukan introspeksi. Bagaimana mereka berinteraksi dengan mahasiswa? Apakah mereka mendengarkan aspirasi dan kebutuhan mahasiswa secara aktif? Apakah mereka memberikan dukungan yang memadai kepada organisasi mahasiswa? Jika hubungan antara pejabat kampus dan mahasiswa terasa jauh dan tidak responsif, maka mahasiswa akan kehilangan motivasi untuk terlibat dalam organisasi.

Selain itu, perkembangan teknologi dan pergeseran tren sosial juga dapat menjadi faktor kontribusi terhadap penurunan minat berorganisasi. Dalam era digital ini, mahasiswa memiliki banyak pilihan dalam menghabiskan waktu mereka. Mereka mungkin lebih tertarik dengan aktivitas online, jejaring sosial, atau terlibat dalam kegiatan di luar kampus. Oleh karena itu, organisasi harus menyesuaikan diri dengan tren baru ini dan menyediakan nilai tambah yang jelas bagi mahasiswa.

Namun, meskipun minat berorganisasi menurun, ini tidak berarti kita harus menyalahkan sepenuhnya mahasiswa. Kampus dan pejabatnya juga harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa lingkungan yang kondusif dan menarik diciptakan. Mereka harus mendorong partisipasi aktif, memperhatikan kebutuhan mahasiswa, dan mendukung kegiatan organisasi dengan sumber daya yang memadai.

Jadi, saat melihat fenomena penurunan minat berorganisasi mahasiswa di UIN Suska Riau, kita harus berhak berkata kepada organisasi dan pejabat kampusnya, “Ngaca dong!” Dan bertanya apakah mereka telah memberikan dukungan yang memadai? Apakah mereka merespons aspirasi mahasiswa dengan baik? Jika tidak, maka perubahan dan perbaikan harus dilakukan untuk menciptakan iklim kampus yang dinamis dan memotivasi bagi mahasiswa.

Seharusnya Organisasi mahasiswa dan pejabat kampus bersatu dan berkolaborasi mengatasi penurunan minat ini. Mereka harus saling mendengarkan, berkomunikasi, dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan mahasiswa untuk tumbuh dan berkembang. Hanya dengan langkah-langkah ini, UIN Suska Riau dapat mengembalikan minat berorganisasi mahasiswa yang kuat dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi kampus tersebut.

Reporter: Reza Fahlepi
Editor: Annisatul Fathonah
Foto:
Dok. Reyna/KPUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.