Debat Calon Kandidat, Tiga Paslon Dema Universitas Adu Visi Misi

Penulis: Ristiara Putri Harianti

Gagasanonline.com – Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) UIN Suska Riau laksanakan debat calon kandidat Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema U) dengan mengusung tema “Membangun Generasi Pemimpin yang Berkualitas dan Berintegritas Guna Mewujudkan Estafet Kepemimpinan yang Edukatif, Kreatif, Humanis, Religius dan Inovatif”. Debat berlangsung di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), Senin (13/02/2023).

KPUM membagi debat dalam empat stagmen, pertama merupakan penyampaian visi serta misi dari setiap pasangan calon (paslon), kedua ketiga dan keempat yakni sesi tanya jawab.

Paslon nomor urut satu Rafiq dan Firman Putra Aditama, tawarkan visinya Mewujudkan Dema UIN Suska Riau bersinergi dan konstruktur.
“Dengan seluruh lapisan mahasiswa sehingga mengedepankan pemikiran yang berintelektual dan berjiwa plokamator,” katanya.

Sementara paslon kedua Ahmad Robert Joko Purnomo dan Tandi Nawang, hadir dengan visi mewujudkan Dema UIN Suska Riau yang demokratis.
“Menjadi wadah bagi mahasiswa dalam berekspresi, membangun kekeluargaan dan menjaga solidaritas berdasarkan cita hukum serta bersatu padu dalam mewujudkan Tri Darma perguruan tingg,” ucapnya.

Baca: Tak Ada Konfirmasi Pemadaman Lampu PKM, UKK/UKM: Pemimpin Jangan Otoriter

Selain itu, paslon ketiga Aan Sagita dan Hamzah Saepil Muharam memaparkan visi terwujudnya Dema UIN Suska Riau yang adaptif, kolaboratif, progresif, revolusioner.
“Demi terciptanya Dema UIN Suska Riau yang gemilang,” ujarnya.

Kemudian, dilanjut sesi tanya jawab, pada kesempatan tersebut delegasi diperkenankan untuk memberikan pertanyaan. Salah satu delegasi mempertanyakan kepada ketiga paslon terkait permasalahan krusial tentang pelecehan dan kekerasan seksual di kampus. Di mana saat ini belum ada lembaga kampus yang menaungi program Kemendikbud dalam meretas pelecehan seksual di lingkungan Universitas.

Paslon pertama menjawab akan menampung semua aspirasi mahasiswa dan berkolaborasi dengan berbagai fakultas untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Kemudian membuat lembaga penampungan dan pengaduan dan harus menggali permasalahan lebih dalam, lalu mengedukasi mahasiswa,” tuturnya.

Sementara paslon kedua dan ketiga memiliki jawaban yang sama, yaitu membuat lembaga penampungan dan pengaduan bagi korban pelecehan seksual.

Diketahui, sebelumnya masing-masing paslon tidak mengetahui terdapat lembaga Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) di UIN Suska Riau.

Sementara itu mahasiswa jurusan psikologi, Muhammd Faiz Atallah berpendapat kegiatan berjalan dengan lancar meskipun terdapat beberapa kendala.

“Evaluasi kedepannya lebih ketat lagi dalam pendelegasian. Kemudian metode diskusi debatnya lebih terbuka lagi dari setiap calon dan setiap sisi tidak ekslusif dan segmen terhadap mahasiswa harus lebih diperlebar dari pada panelis yaitu dosen,” jelasnya.

Faiz juga berharap, kepada paslon yang akan terpilih nanti dapat melibatkan mahasiswa secara general tidak hanya ormawa serta adanya konstentasi politik yang lebih terbuka.

Ketua KPUM, Zuniar menyebutkan terkait Musyawarah Besar (Mubes) akan dilaksanakan pada 14 Februari mendatang.

“Jika waktunya tidak terkejar maka ada tanggal 15 Februari. Gedung ini sudah dipakai peminjaman untuk wisuda oleh pihak universitas yang sebenarnya dipinjam hari ini,” sebutnya.

Reporter: Chintia Auzuka Lagani**
Editor: Melsa Triamanda
Foto: Chintia Auzuka Lagani

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.