Penulis: Siti Nurrahmah**
gagasanonline.com – Mahasiswa yang telah melakukan validasi mengeluhkan lamanya jadwal pengambilan ijazah. Menurut alumni ijazah sangat penting terutama untuk melamar pekerjaan, sebab sebagian perusahaan hanya menerima pelamar yang memiliki ijazah saja.
Salah satu alumni Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Wahyu Ramadhan mengeluhkan lamanya pengambilan ijazah. Saat ini ia masih belum mendapatkan ijazah, menyebabkan dirinya kesulitan melamar pekerjaan.
“Ada sebagian perusahaan meminta ijazah, dan jika tidak ada agar membawakan surat pengganti ijazah. Namun, proses pengurusan surat pengganti ijazah membutuhkan waktu sampai tiga hari,” ucapnya, Sabtu (15/10/2022).
Wahyu menyebutkan pihak kampus belum mengetahui tanggal pasti kapan ijazah itu keluar.
“Mereka hanya mengatakan ijazah akan keluar sebelum wisuda atau setelah wisuda,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian (Kabag) Akademik Rina Yeni mengungkapkan ijazah sudah dapat diambil setelah mendaftar wisuda. Namun karena permasalahan pada proses pengambilan ijazah tidak bisa langsung dan penumpukan mahasiswa saat melakukan validasi, hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan ijazah tersebut.
“Terkait ijazah yang menumpuk itu perperiode, setiap periode itu kita menarik ijazah dan wisuda 800. Ketika sudah cukup, di aplikasinya akan berhenti dan sekarang dengan adanya proses pengambilan ijazah melalui Nomor Induk Pin atau Nomor Induk Nasional punya tahapan tersendiri,” ungkapnya, Senin (17/10/2022).
Tenaga pekerja bagian akademik yang minim juga menyulitkan persoalan ijazah yang menumpuk ini. “Ijazah itu yang mengerjakan sudah tiga orang, semoga saja teman-teman ini punya tenaga yang sehat dan bisa menyelesaikan ijazah mahasiswa,” ucapnya.
Ia menambahkan kedepannya dapat menggunakan aplikasi yang cepat dalam memproses pengambilan ijazah, tidak ada terjadi lagi penumpukan, dan prosesnya lebih mudah.
“Terkait hal tersebut sudah kami pikirkan, doakan saja temen-temen sehat kalau bisa terlaksana itu segera tutupnya,” tutupnya.
Reporter : Siti Nurrahmah dan Annisatul fathonah
Editor: Ristiara Putri Hariati
Foto : dok.Gagasan