Penulis: Metri
Bulan suci Ramadhan sudah di depan mata. Umat islam menyambut bulan yang suci ini berbagai tradisi untuk menyambut Ramadan. Salah satunya tradisi “mandi balimau”, yaitu mandi dengan menggunakan jeruk nipis atau jeruk purut. Mandi balimau biasanya dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Mandi balimau merupakan tradisi atau kebiasaan yang dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, dan biasanya dilaksanakan sehari sebelum memasuki bulan puasa. Hal ini bertujuan untuk mensucikan hati dan mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Namun seiring berjalannya waktu, tradisi balimau juga dianggap wisata religi. Banyak masyarakat yang memaknainya dengan bertamasya ke tempat-tempat pemandian. Bahkan para muda-mudi menjadikan momen ini sebagai ajang untuk pacaran. Sementara makna mandi balimau yang sebenarnya ialah mensucikan diri dan kenyamanan batin.
Dikutip dari Kompasiana.com, tradisi balimau ini adalah acara yang di tunggu-tunggu oleh masyarakat sebelum menyambut bulan suci Ramadhan sebagai ekspresi syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa sekaligus simbol menyucikan diri.
Menanggapi fenomena ini Mahasiswa akuntansi, Sulfi Rahyu Salsabila, mengatakan mandi balimau yang kini berbeda pelaksanaannya dengan mandi balimau zaman dulu. Ia tak suka melihat banyak laki-laki sama perempuan bukan muhrimnya berduaan saat pelaksanaan tradisi itu.
“Tapi kalau perempuan sama perempuan itu boleh saja, jauh dari laki-laki. Intinya menurut aku boleh tapi jangan bercampur sama laki-laki,” jelas Sulfi.
Selain itu, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Deden Mikola Putra menanggapi mayoritas tujuan anak muda zaman sekarang mandi balimau adalah ajang untuk dapat diposting di sosial media.
“Sebenarnya itu wajar-wajar saja untuk memperkenalkan budaya mandi balimau, tapi kebanyakan orang bahkan tak mengerti pesan atau tujuan dari mandi balimau itu sendiri,” pungkasnya
Reporter : Metri*, Sefrizel Rahayu
Foto : pinhome.id