Mengusung Tema Bersebati Menyelamatkan Hutan, Jikalahari Gelar Malam Puncak 2 Dekade

Penulis : Windi Astuti*

Gagasanonline.com – Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) menyelenggarakan Malam Puncak Dua Dekade bertema “Bersebati Menyelamatkan Hutan.” Acara ini berlangsung di Anjungan Seni Idrus Tintin, Sabtu (26/3/2022).

Dalam sambutannya, Koordinator Jikalahari, Made Ali mengatakan rakyat hanya mendapat secuil lahan hutan tanah. Sementara pengusaha jahat yang berkolaborasi dengan politisi melakukan korupsi, memperoleh lahan hutan tanah seluas-luasnya. Dari sedikit lahan yang didapat, diharapkan bisa diperbanyak menjadi besar dan meluas dengan bersebati.

“Dengan bersebatilah terus membesar dan membesar. Saya kira siapapun akan takut kalau kita berhimpun dan bersebati. Tentu Jikalahari menegaskan makna bersebati 2002 lalu ketika didirikan itu sudah menyatakan perang, sudah menyatakan perlawanan terhadap populasi ataupun oligargi yang berselingkuh dengan populasi tersebut,” sebutnya.

Pada malam puncak ini, ia menambahkan Jikalahari bersama pegawai membawa suara-suara secuil itu dari kampung di hadapan Menteri Lingkungan Hidup, Gubernur, Bupati dan Wali Kota se-Riau.

Baca juga : Aturan PTMT Banyak Dilanggar, Ini Alasannya

Koalisi Jikalahari pegawai membawa misi khusus “Sesungguhnya membawa warisan, kegelisan dan harapan almahrum Al-Azhar agar aktivis, budayawan, seniman, sastrawan serta masyarakat adat bersebati memperjuangkan masyarakat adat, kebudayaan, ruang ekologis, pendidikan, kesenian dan ekonomi hijau yang selalu digelisahkan.”

Dalam acara disajikan makanan dan minuman kampung, pertunjukan bele kampung, mengenang enam pejuang adat, duduk bersama dengan Sistep setelah memberi kata sambutan, secara simbolis masyarakat menyerahkan semacam pengajuan hutan adat dari Batin Solapan, Bonai dan Sungai Rawang, serta terakhir penyerahan cendera mata berupa bibit pohon.

Baca juga : Wisuda Offline Pertama, Yasrizal: Jumlah Keluarga Peserta Dibatasi

Acara ini juga dihadiri anak-anak milenial dan generasi Z untuk mengingatkan generasi muda agar tidak melupakan masa lalu penuh petuah, petunjuk, dan pedoman dalam berjuang atau melanjutkan perjuangan.

“Mustahil bagi anak muda sekarang berjuang ketika tidak mempunyai panduan. Salah satu panduan dari hari ini adalah tokoh kita yang selalu menginspirasi, Usman Yusuf, dan Datuk dr Khaidir yang selalu menuliskan ingatan intelektualnya agar menjadi pengangan kita dalam berjuang,” tutur Made Ali.

Dalam penutupannya beliau berpesan agar bersebati karena cinta, cinta pada hutan, tanah, lingkungan hidup, kebudayaan, masyarakat adat, kesenian dan kemanusiaan. “Terakhir, tugas berat untuk kita semua menyelamatkan makhluk hidup bukan saja flora dan fauna, tapi manusia di masa depan anak-anak kita,” pungkasnya.

Reporter : Windi Astuti
Editor : Puspita Amanda Sari
Sumber foto : Dok. Gagasan / Windi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.