Fopersm4 Taja Diskusi Realita Kekerasan Seksual di Kampus, Akademisi: Libatkan Nalar dan Empati


Penulis : Amrina Rosida

Forum Pers Mahasiswa (FOPERSMA) Riau melaksanakan kegiatan diskusi bersama pers mahasiswa Riau dengan mengangkat tema “Realita kekerasan seksual kampus, apa kata akademisi riau?”. Kegiatan ini berlangsung di Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Riau, Sabtu (12/03/2022).

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai forum diskusi setelah maraknya kasus pelecehan seksual. Diskusi ini membahas kejadian kekerasan seksual yang terjadi di kampus dari sudut pandang akademisi terkhusus di provinsi Riau.

Adapun pemateri pada diskusi ini Fajarwaty Kusumawhardani yang merupakan Dosen Universitas Lancang Kuning (UNILAK), Dosen Universitas Riau (UNRI) Yusnarida Eka Nizmi, Mustiqo Wati Ummul Fithiyyah selaku Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Suska Riau dan Yanwar Arief selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau (UIR).

Yusnarida menyebutkan ada dua hal yang terlupakan saa membahas kekerasan seksual, yaitu nalar dan empati.

“Tidak semua bentuk yang namanya kekerasan akan meninggalkan bekas, tapi pasti meninggalkan trauma berkepanjangan bagi korban seumur hidupnya,” sebutnya.

Kurangnya rasa empati terhadap korban kekerasan seksual dapat menjadi faktor terhadap korban untuk tidak melaporkan apa yang sudah terjadi pada diri mereka.

“Masih banyak korban diluaran sana yang belum berani speak up,” ujarnya.

Yusnarida melanjutkan bahwa kekerasan seksual tidak memandang batasan usia, mulai dari tingkat anak-anak hingga dewasa bisa mengalaminya.

Selain itu memberikan rasa nyaman dan juga rasa pemulihan bagi para korban kekerasan seksual sangatlah penting. Solusi untuk mengembalikan mental korban dengan membangun sistem layanan psikologis yang dapat membantu mereka.

“Kita bersama saling mendukung dan juga ikut berani untuk melaporkan ketika menemukan ataupun mengalami sendiri kekerasan itu sendiri terutama di lingkungan kampus. Sebab trauma yang terjadi pada para korban merupakan suatu hal yang tidak diinginkan dan juga hal yang sangat menyakitkan bagi mereka,” pungkas Yusnarida.

Reporter: Amrina Rosida**
Editor: Juan Aditya Pratama Putra
Foto: Amrina Rosida

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.