Dikhawatirkan Harga Mie Instan Naik Dampak Rusia Invasi Ukraina, Ini Tanggapan Anak Indekos

Penulis: Ristiara Putri Hariati

Gagasanonline.com- Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menerangkan konflik Ukraina akibat invasi Rusia telah menyebabkan kenaikan harga pangan hingga energi di Indonesia, seperti dilansir dari BBC.

Ukraina merupakan salah satu pemasok gandum terbesar bagi Indonesia, selain Australia. Sedangkan Indonesia adalah negara tujuan ekspor gandum terbesar kedua di dunia setelah Mesir.

Dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) gandum yang di impor ke Indonesia sebanyak 2,96 juta ton gandum pada 2020. Harga gandum naik sebesar 5,35% US$9,84 atau setara dengan Rp141.373 per gantang.

Indonesia sendiri pengonsumsi mi instan terbesar kedua di dunia, dengan jumlah 12,6 miliar porsi pada 2020.

Dikutip dari Kompas.com, Bhima Yudhistira mengatakan hal ini perlu diantisipasi. Beberapa produk makanan cukup bergantung dari gandum, jadi bisa mempengaruhi harga jual mi instan, roti, dan produk gandum turunan lainnya.

Menyusul pemberitaan ini, mie instan yang biasanya banyak dikonsumsi anak indekos cukup mengundang kekhawatiran. Termasuk sejumlah Mahasiswi UIN Suska Riau, salah satunya Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Dewi Siska yang mengeluhkan jika harga mi instan naik terlalu mahal mungkin dia tidak akan membeli lagi.

“Mungkin kalau naik terlalu mahal akan cukup sulit, tapi kalau memang lagi darurat tetap akan dibeli,” ujarnya.

Selain itu Rofiqoh Romadhoni yang juga mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat Islam mengeluhkan tapi tak terlalu mempermasalahkan hal ini. Ia mengatakan akan tetap beli mi instan jika memiliki uang.

“Jika terjadi kenaikan harga mie instan itu tergantung kemauan kita sendiri, kalau ada uang tetap beli tapi kalau gak ada uang cari saja yang murah,” tukasnya.

Namun kabar baiknya Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franciscus Welirang tak khawatir dengan invasi Rusia ke Ukraina mempengaruhi pasokan gandum yang diimpor perusahaan. Ia optimis harga gandum tak terpengaruh karena masa panen gandum jatuh pada bulan Juli nanti.

“Sampai hari ini, sampai bulan depan, dan dua bulan ke depan, menurut saya tidak ada gangguan. Impor gandum Indonesia juga bukan hanya dari Ukraina saja,” tegas Franciscus dikutip dari CNNIndonesia.

Reporter: Ristiara Putri Hariati

Editor: Sefrizel Rahayu

Foto: Pixabay.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.