Ini Klarifikasi Akbar Terkait Pengakuan Ihsanur Dipukul Empat Mahasiswa

gagasan-online.com : Akbar Taufik, salah satu mahasiswa yang berada di lokasi kejadian dugaan pemukulan terhadap Ihsanur Rasyid Dalimunte di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial mengklarifikasi pernyataan Ihsanur yang mengaku dipukul oleh empat mahasiswa. Akbar menampik terjadi pemukulan saat pertemuan pada Sabtu (16/1/16) lalu. (baca : Korban Pemukulan di Fekonsos Lapor Polisi)

Akbar Taufik/foto: fb

Akbar mengungkapkan pertemuan dirinya dengan Ihsanur waktu itu untuk menanyakan bukti keanggotaan Ihsanur yang mengaku kader Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) dari cabang Medan. Hal ini Akbar lakukan karena dirinya pengurus HMI MPO Komisariat Fekonsos.

Akbar merasa Ihsanur telah mencoreng nama baik organisasi HMI MPO karena keterlibatan Ihsanur dalam konflik dosen dan pimpinan fakultas sebagai Koordinator Forum Dosen dan Mahasiswa (Fordom) yang melakukan aksi tuntutan terhadap dekan Fekonsos terkait kajur dan sekjur  bermasalah. “Kami hanya menjaga marwah HMI,” ujar Akbar.

Ihsanur Rasyid /foto : fb

Akbar mengatakan, sebelum aksi Fordom,  ketua HMI MPO Komisariat Fekonsos telah menemui Ihsanur agar tidak mengaku-ngaku sebagai kader HMI MPO karena dikhawatirkan akan mencoreng nama baik organisasi eksternal tersebut. “Tapi dia berkeras juga mengaku kader HMI,” kata Akbar. “Dari Sebelum aksi dia mengaku kader HMI. Orang tahunya dia kader HMI. Dia korlap aksi Fordom. Itu yang saya khawatirkan,” jelas Akbar.

Menurut Akbar, ketika ditanya Ihsanur mengaku memang kader HMI MPO dari cabang Medan. Ia mengatakan bergabung dengan HMI MPO tahun 2013. Kemudian Akbar menanyakan bukti keaanggotaan Ihsanur sebagai anggota HMI MPO. Namun Ihsanur tidak bisa memberikan bukti baik berupa foto maupun kartu anggota.  “Kamu jawab jujur,” desak Akbar waktu itu. Akhirnya Ihsanur mengaku tidak mengikuti LK HMI MPO sampai selesai. “Sebenarnya saya ikut LK cuman dua hari,” ujar Akbar menirukan perkataan Ihsanul. “Berarti kamu tidak kader,” kata Akbar.  “Saya pegang lehernya terkena pipinya karena dia menghindar,” ujarnya.

Menurut Akbar tidak terjadi pemukulan pada saat itu, seperti pengakuan Ihsanur. Namun hari itu sekitar pukul 17.00 WIB Ihsanul melaporkan Akbar ke Polsek Tampan dengan tuduhan pemukulan terhadap dirinya yang dilakukan empat orang mahasiswa Administrasi Negara. Ihsanur kemudia mengirim pesan via BBM:

Tak lama setelah itu Akbar mengaku ditelepon pihak Kepolisian untuk segera datang ke Polsek Tampan. “Ini ada Ihsan melapor katanya dipukul,” ujar Akbar menirukan ucapan Polisi.

Karena takut dijebak, Akbar tidak datang ke kantor Polisi. Menurut Akbar dirinya belum menerima surat panggilan dari Kepolisian waktu itu.

Selanjutnya Akbar mengatakan, beberapa hari kemudian Kajur Administrasi Negara memanggil dirinya untuk mendamaikan perselisihan tersebut. “Jangan ada lagi kekerasan di kampus,” ujar Akbar menirukan perkataan Kajur. Namun Ihsanur menolak untuk menandatangani surat pernyataan damai karena menurutnya isi surat tersebut merugikan dirinya. (Toni/Rico)

 gagasan-online.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.