[OPINI] Ilusi Inovasi Dalam Industri Pendidikan

Penulis: Mohd Azhima

Gagasanonline.com – Pendidikan adalah kunci dan ujung tombak inovasi bagi kemajuan bangsa serta perkembangan individu terutama generasi muda. Pendidikan sebagai solusi untuk meningkatkan mutu dan induk akar demi keberlanjutan suatu inovasi peradaban. Kenyataannya, seringkali inovasi hanya sebuah ilusi sebagai daya tarik untuk menarik perhatian. Inovasi dalam pendidikan menjadi mangsa ambisi bisnis dan kepentingan pemilik lembaga pendidikan. Sehingga subtansinya hilang dalam arus komersialisasi pendidikan.

Andai kata dunia pendidikan menjadi wahana sejati dalam pembentukan pemikiran kreatif dan inovasi. Maka sudah sepantasnya output ini mampu merintis jalan ke masa depan yang lebih cerah. Namun, saat ini hanya menjadi angan-angan belakang dan hanya sekedar promosi yang menggiurkan.

Pentingnya inovasi sebagai produk dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri. Dunia terus berubah, teknologi terus berkembang, dan pendidikan harus menyesuaikan diri agar tetap relevan. Ketika pendidikan diperlakukan sebagai ladang bisnis, angan-angan inovasi sering menjadi komoditas yang digunakan untuk menarik mahasiswa baru dan meningkatkan pendapatan dari pada perubahan nyata yang menguntungkan mahasiswa. Perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya seringkali lebih memperhatikan arus kas keuangan dari pada pencapaian akademik mahasiswa.

Ketika inovasi didorong untuk mendapatkan laba, hasilnya menjadi jauh dari yang diharapkan. Misalnya, program-program pendidikan online sering kali dipromosikan sebagai inovasi yang revolusioner, tetapi kenyataannya beberapa dari mereka hanya berupa rekaman kuliah yang disampaikan secara virtual tanpa peningkatan subtansial dalam pengalaman belajar. Lagi-lagi inovasi teknologi sebagai ilusi karena tidak memengaruhi perubahan signifikan dalam cara kita belajar dan mengajar. Justru hal ini mengalami kemunduran dengan alasan kendala yang ada.

Terdapat kesenjangan yang jelas dan menjadi jurang pemisah antara harapan dan kenyataan ketika pendidikan menjadi ladang bisnis. Banyak lembaga pendidikan mencoba memenuhi kebutuhan pasar daripada kebutuhan sejati mahasiswanya. Kurikulum sering dirancang untuk memaksimalkan daya tarik komersial dari pada memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi tantangan dunia nyata.

Ketika pendidikan dijalankan seperti bisnis, perhatian sering beralih menjadi upaya mendapatkan laba. Guru dan dosen yang seharusnya menjadi pilar utama dalam menyediakan pendidikan berkualitas, sering merasa tertekan oleh tekanan hasil akademis dan target keuangan yang telah ditetapkan. Akibatnya, pengorbanan atas kreativitas dalam pengajaran dan fokus pada tujuan akademis dari pada pengembangan komprehensif murid-muridnya.

Inovasi sebagai produk dari pendidikan juga menjadi ilusi ketika fokus utama adalah sertifikasi dan kualifikasi. Banyak program pendidikan lebih mengejar sertifikasi dan gelar yang akan meningkatkan peluang kerja dari pada memberikan pengetahuan yang mendalam serta keterampilan yang sebenarnya diperlukan dalam dunia nyata. Hasilnya lulusan yang mungkin memiliki selembar kertas yang mengesankan, tetapi kurangnya kemampuan praktis yang sesungguhnya.

Seringnya upaya inovasi hanya menyentuh permukaan tanpa meresapi inti masalah pendidikan. Beberapa lembaga pendidikan membangun gedung-gedung megah atau infrastruktur teknologi canggih sebagai tanda atau cerminan lembaga yang mereka miliki. Namun, perbaikan subtansial dalam pengajaran dan pembelajaran mungkin tidak terjadi. Inovasi seharusnya tidak sebatas pada fasilitas fisik atau teknologi, tetapi pada perubahan dalam mode pengajaran dan pendekatan pedagogis.

Selain itu, perubahan budaya yang mendalam diperlukan untuk mengatasi hambatan dalam pendidikan. Mencakup perubahan dalam cara kita memandang pendidikan, para perilaku, dan tujuan sejati dari pendidikan itu sendiri. Sehingga pendidikan dapat kembali menjadi apa yang seharusnya: alat untuk memberdayakan individu dan masyarakat, bukan hanya bisnis yang mencari keuntungan semata.

Ilusi akan sebuah inovasi terjadi dalam dunia pendidikan adalah masalah yang mendalam dan mengkhawatirkan. Pendidikan seharusnya bukan ladang bisnis bagi pemilik kepentingan, melainkan sarana untuk memberdayakan individu dan menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Untuk merubah pandangan ini dan menghadirkan inovasi yang sejati dalam pendidikan, kita perlu mengubah budaya dan prioritas dalam pendidikan kita secara kolektif. Inovasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan kompleks dan berubah dengan cepat.

Oleh karena itu, para pemangku kepentingan di dunia pendidikan harus sama-sama bekerja untuk mengubah pandangan bahwa inovasi hanya angan-angan promosi belakang. Inovasi harus menjadi inti dari pendidikan dan mahasiswa harus mewujudkannya agar bisa berkontribusi pada perkembangan masyarakat dan dunia yang lebih baik.

Editor: Windi Astuti

Sumber foto: sediksi.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.