Berikan Klarifikasi Soal Ludah Meludahi, Dosen Sebut Rektor Fitnah Besar!

Penulis: Annisatul Fathonah

Gagasanonline.com – Sejumlah dosen UIN Suska Riau berikan klarifikasi ihwal permasalahan yang terjadi antara dosen dan Rektor Khairunnas pada Jumat (8/9/2023) lalu. Dosen tersebut yakni, Z, IR, RR, A, RY, IA, dan M. Menurut mereka keterangan yang diberikan Rektor kepada media tentang peristiwa yang terjadi selalu berubah-ubah.

“Keterangan yang selalu berubah-ubah itu, menunjukkan apa yang disampaikan Khairunas Rajab dan kawan-kawan merupakan kebohongan yang ditambah dengan kebohongan yang lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya,”katanya.

RR mengatakan pernyataan Rektor di media termasuk potongan video yang sengaja disebar tidaklah sesuai fakta yang terjadi.

“Potongan video itu sengaja disebar Khairunnas dengan narasi yang dibuatnya tanpa melihat keseluruhan. Ada juga pernyataan yang kami sendiri tidak berbuat, tapi disampaikannya ke publik. Seakan dia yang mulia, kami yang zholim,” ucapnya pada konferensi pers, Selasa (19/8/2023).

Dikatakannya, potongan video tersebut sengaja disebar agar masyarakat berpikir negatif terhadap sejumlah dosen. Yang mana sebelumnya telah melaporkan Rektor atas dugaan tindak pidana korupsi.

“Seperti dugaan korupsi remunerasi, honorarium ilegal, belanja fiktif, pengadaan barang dan jasa di UIN Suska,” ucapnya.

Selain itu, IR mengatakan saat konferensi pers berlangsung bahwa yang disampaikan Khairunas Rajab dan teman-temannya. Menyatakan ia diseret di ruang publik, yakni lingkungan Masjid Al Jamiah adalah fitnah atau kebohongan besar. Demikian dengan tuduhan ia dihalangi saat bertugas. Justru terbalik, bertentangan dengan fakta yang terjadi.

“Kami justru memintanya untuk bertugas sebagai Rektor, mengajak berdialog di ruang rektor untuk memberikan pelayanan dan agar yang bersangkutan dapat memenuhi prinsip transparansi, akuntabilitas serta prinsip pengelolaan perguruan tinggi yang demokratis,” tuturnya.

Secara nyata, faktanya permintaan tersebut ditanggapi dengan sikap kekanak-kanakan dan menjengkelkan. Pada video jelas permintaan tersebut dijawab dengan cara kekanak-kanakan dan menjengkelkan, dengan ucapan. “tidak mau”.

Salah satu pernyataan yang dibantah RR yakni video yang beredar saat di ruang rektor. Saat itu rektor mengaku diludahi olehnya. Hal tersebut merupakan kebohongan yang tidak bisa ditolerir.

“Kami ini dosen, bagaimana mungkin kami berprilaku tidak bertetika. Tapi kalau cekcok mulut benar. Itu pun kami melakukannya bukan tanpa sebab,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, RR saat dijumpai reporter Gagasan pada Minggu (10/9/2023), membantah tuduhan tersebut. Pihaknya mengaku tak melakukan penerobosan dan meludahi seorang rektor.

Menurutnya, ludah-meludahi merupakan skenario dari Khairunnas. RR menjelaskan, di antara ia dan rektor, ada dua orang satpam yang menghalangi posisinya dan menjaga rektor. Badan satpam itu lebih besar darinya, jika ia ludahi tentu satpamnya pun ikut terludahi lantaran rektor sangat leluasa dalam bergerak.

Reporter: Annisatul Fathonah
Editor: Rofiqoh Romadhoni
Foto: Dok. Gagasan / Fiqoh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.