Penulis: Fani Safitri
Kita menikmati angin yang berhembus lembut menyapa kulit
Menatap langit yang membentang luas dengan awan hitamnya
Cahaya mentari itu laksana abra yang gemerlap
Kita jiwa-jiwa yang bersemangat menatap ke arah dedaunan yang berjatuhan ini
Jiwa-jiwa yang penuh harap berjuang demi kehidupan yang penuh kebahagiaan.
Tak terusik oleh banyaknya tantangan
Tak terusik oleh banyaknya ucapan menyakitkan
Laksana sang mentari yang selalu bersinar terang
Yang selalu kembali meskipun sudah dicaci maki
Bagaikan pohon yang menjadi peneduh insan yang mencela
Tak terusik oleh banyaknya cacian manusia.
Bagaikan putri malu yang tetap tegar meski sering dipermainkan.
Editor: Annisa Firdausi
Foto: Pixabay