gagasan-online.com – Tahun ini Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Gagasan UIN Suska kembali mengadakan pendidikan dan pelatihan dasar (dikdas) jurnalistik. Acara dimulai besok, Jumat 21 hingga 23 Oktober 2016. Sedikitnya 40 peserta mengikuti pelatihan tahunan ini.
Ketua panitia, Arif Rahmat mengatakan, sejumlah jurnalis media lokal dan jurnalis Tempo, Riyan Nofitra akan mengisi materi selama beberapa hari kedepan. Selanjutnya hari kedua para peserta praktik liputan di Museum Sang Nila Utama. Meliput tentang kondisi dan koleksi museum milik Pemprov Riau tersebut. Fokus liputan mengenai naskah melayu kuno yang pernah diberitakan kurang terawat.
“Selain itu akan ada nonton bareng film dokumenter terbaru dari Watchdoc dan temu alumni Gagasan pada malam penutupan,” ujar Arif.
Adapun materi yang akan diberikan antara lain penulisan berita dan bahasa jurnalistik, feature, teknik wawancara, foto jurnalistik, hukum pers dan kode etik jurnalistik dan perwajahan majalah.
Arif menjelaskan, pelatihan dasar-dasar jurnalistik ini penting sebagai bekal bagi peserta sebelum bergiat dalam peliputan sebagai jurnalis Gagasan. Guna melahirkan jurnalis yang memiliki kemampuan reportase yang baik dan berwawasan. “Kedepannya diharapkan peserta dikdas bisa mempraktikkan ilmu yang diperoleh dan giat berkarya,” ujarnya.
Dikdas tahun ini bertemakan “Hidup Abadi dengan Menulis”. Tema ini berangkat dari kata-kata bijak sastrawan Pramoedya Ananta Toer yang mengatakan “Jika umurmu tak sepanjang umur dunia maka sambunglah dengan tulisan.”
Pada kesempatan lain Pramoedya mengatakan, “Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah.”
“Kita lihat orang-orang yang menulis akan hidup selamanya berkat tulisannya, walaupun jasadnya sudah lama terkubur. Contohnya Pramoedya Ananta Toer yang masih dikenang karena novel-novelnya. RA Kartini masih tenar sampai kini salah satunya berkat surat-suratnya yang dibukukan dan diberi judul Habis Gelap Terbitlah Terang,” ujarnya.
Penulis : Sefrita Zaher dan Linda