Mengenal Reptil Lebih Dekat bersama Party

p { margin-bottom: 0.1in; direction: ltr; line-height: 120%; text-align: left; widows: 2; orphans: 2; }

Andha bermain bersama salah satu koleksinya./foto : Rico
gagasan-online.com : Bagi sebagian
orang, ular adalah hewan yang menyeramkan dan menjijikkan.
Banyak orang yang beranggapan bahwa hewan melata dan berbisa
itu adalah hama, ancaman, dan berbahaya.
Tapi tidak bagi Andha
dan teman-temannya yang tergabung dalam komunitas reptil bernama Party, singkatan dari Pekanbaru amphibian and reptile community. Bagi Andha dan teman-teman komunitasnya, hewan
melata itu bukan ancaman melainkan teman bermain sehari-hari.
Reptil bertubuh
panjang bersisik coklat hitam dan bergaris-garis putih itu menari
indah di leher Andha. Beberapa pengunjung
yang datang bergantian ingin mencoba mengalungkan ular ke leher atau
sekadar membelai ular-ular jinak itu.
Bagi komunitas ini, hewan-hewan tersebut harus
dilestarikan agar tidak punah. Seiring waktu habitat mereka mulai tergusur sehingga ekosistem hewan-hewan malang ini kian menipis.

“Kita
berusaha agar hewan-hewan ini berlangsung hidupnya,” ujarnya yang
saat itu komutasnya buka stan pada perayaan ulang tahun ke-3 Suska FM, 12
Desember lalu di halaman Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Suska Riau.

Pengunjung melongok koleksi Party pada acara milad Suska FM belum lama ini.
foto : Rico
Komunitas
ini mencoba mengubah persepsi orang-orang bahwa reptil
bukanlah musuh bagi manusia. Reptil juga bisa menjadi teman manusia.
Hal ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Salah
satunya dengan sering memamerkan koleksi reptil mereka di tengah
keramaian ataupun pada saat perhelatan iven-iven tertentu.
Setiap memamerkan
koleksi reptilnya, komunitas ini mempersilahkan pengunjung memegang
hewan melata itu, bahkan juga memperbolehkan melilitkan ular di leher
atau hanya sekadar menimang-nimang anak
buaya bagi yang takut atau ragu-ragu memegang ular. Tapi ada juga yang berani mencium ular atau hewan amfibi seperti anak buaya.
Komunutas Party
didirikan pada 13 September 2014. Berdomisili di Jalan
Pemuda komplek Pondok Mutiara Riau Ujung,
Pekanbaru. Walaupun masih terbilang muda komunitas ini
sekarang sudah memiliki lebih kurang 50 ekor reptil dan amfibi dengan
beragam jenis yang berasal dari berbagai
daerah. Ada ular, kadal, kura
kura, tokek, bunglon dan banyak lagi.
Pengunjung boleh memegang reptil koleksi Party./foto : Rico

Reptil ini
umumnya mereka dapatkan dari pasaran, selain
itu juga dari hasil tangakapan mereka sendiri.
“Seperti ular sanca,
dari pada dibunuh mending kita pelihara,”
ujarnya.

Hobi
yang digeluti oleh orang-orang di komunitas
ini memang tergolong berbahaya, pasalnya hewan-hewan seperti ular
atau biawak dahan bisa saja menyerang kapan pun.
“Tapi apabila kita mengetahui cara menanganinya, reptil ini
bisa kita jadikan teman bermain,” ujar Andha.
Andha menyarankan
kepada masyarakat, apabila ada hewan reptil yang masuk ke pemukiman
warga, jangan dibunuh karena mereka juga memiliki hak untuk
hidup. “Hubungi
pihak yang lebih mengetahui cara menagkapnya, jangan langsung
berhadapan dengan repti tersebut,” ucapnya
mengakhiri. (Arif**)

gagasan-online.com
Portal Warta Digital LPM Gagasan
UIN Suska Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.