Ekonomi Memburuk, Saatnya Tinggalkan Kebiasaan Konsumtif

gagasan-online.com : Pergerakan nilai tukar rupiah sampai dengan hari ini melemah ke level 13.473 per dollar AS. Andri Novius, seorang akademisi di bidang ekonomi UIN Suska Riau mengatakan banyak faktor yang menyebabkan nilai rupiah naik dan turun terhadap dollar. Menurutnya ini terjadi karena tingkat konsumtif lebih tinggi daripada produktif. “Kita itu suka belanja daripada menghasilkan,” ucapnya. Senin (03/08/2015) di Fakultas ekonomi dan sosial (Fekonsos) UIN Suska Riau.
Dia menjelaskan, bahwa negara maju bangga bisa menghasilkan, menciptakan teknologi terbaru yang bisa menguntungkan untuk dijual. Sementara itu orang indonesia berbanding terbalik dengan pernyataan tersebut, “lebih banyak membeli dibanding menjual,” sebutnya.
“Kita punya banyak produk, tapi yang bisa dibanggakan tingkat internasional mungkin sangat minim. Bahkan dibanding negara tetangga kita juga kalah,” sindirnya.
Jika ini berkelanjutan, dalam jangka pendek nilai tukar mata uang indonesia semakin melemah, masyarakat akan semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup. Apalagi kalau menggunakan produk-produk impor. Dan untuk jangka panjangnya mengakibatkan perekonomian negara terganggu. Melemahnya rupiah dan tingkat konsumtif yang tinggi, tentu akan mengganggu perekonomian.
Penyebab rupiah turun bukan karena politik, tapi cara berpikir masyarakatnya sendiri. Melemahnya rupiah bisa jadi membuat karyawan akan diberi surat Pemberhentian Kerja (PHK). Tapi bukan karena rupiahnya melemah, tapi karena faktor lain, “seperti tingginya biaya produksi,” jelas andri
“Lebih baik kita produksi sendiri dan tidak perlu dioper-oper ke negara lain,” tambahnya. 
Jadi, mulailah  menggunakan produk dalam negeri. Artinya produk tersebut juga harus ditingkatkan kualitasnya. Produk diindonesia sebenarnya banyak, cuman mereka lebih suka membeli produk dari luar. Dan itu tidak bisa disalahkan, itu tergantung pada selera masing-masing.
Dari Liputan6.com, Gubernur Bank Indonesia (BI)  , Agus Martowardojo mengaku level rupiah yang tertekan dipengaruhi faktor eksternal maupun internal. “Kami habis libur dan ada cukup banyak perkembangan baik eksternal dan internal, jadi ada transaksi yang harus ditransaksikan pada hari ini. Saya sendiri belum update kondisi ini, kami lihat di siang hari,” ucap dia saat Halal bi Halal di Gedung BI, Jakarta, Rabu (22/7/2015).
Agus memastikan kondisi perekonomian Indonesia saat ini dalam keadaan baik walaupun nilai tukar rupiah saat ini sudah berada di bawah Riil Effective Exchange Rate (REER) alias undervalue. “Pada umumnya, Indonesia seharusnya dalam keadaan yang tidak perlu dikhawatirkan,” ujar dia. (Ferdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.