Penulis : Ashila Razani
Gagasanonline.com – Kantor Berita Radio (KBR) adakan webinar bertajuk Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta : Stigma dan Mental Wellebing Pada Kusta yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Selasa, 23/08/2022.
Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan salah satunya yayasan Netherlands Leprosy Relief (NLR) Indoneisa yang merupakan organisasi yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta.
Communication Officer NLR Indonesia, Paulan Aji memaparkan bahwa saat ini masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa kusta itu sangat mudah menular, tidak dapat disembuhkan, hanya menyerang lansia, dianggap sebagai kutukan, penderita harus diisolasi, dan kusta itu penyakit orang miskin.
“Siapapun bisa terkena kalau dia melakukan kontak erat dengan penderita kusta yang belum berobat,” jelas Paulan
Terdapat dua stigma yang muncul akibat kusta ini, yaitu stigma diri dan stigma sosial. Seorang penderita kusta cenderung merasa bahwa penyakit tersebut merupakan akhir dari segalanya, mereka dipastikan mengalami kehancuran saat divonis mengindap penyakit kusta.
“Harapan dan dunianya seakan runtuh pada saat itu juga”, ujar Paul
Sementara, stigma sosial mengenai kusta muncul karena disabilitas yang diakibatkan oleh keterlambatan pengobatan kusta dan pengobatan yang tidak menyeluruh sehingga terjadi reaksi pada bagian tubuh seperti benjol-benjol yang membuat orang lain berpikiran negatif terhadap penderita kusta.
Paulan menyebutkan munculnya stigma sosial terkait kusta tersebut dikarenakan kurangnya informasi mengenai kusta itu sendiri dan cara terbaik mengikis stiqma tersebut melalui media baik bentuk foto, video, narasi dan kutipan.
Seperti menampilkan foto penderita kusta yang tersenyum ceria dan inklusif yang memperlihatkan interaksi penderita dengan orang masyarkat umum, cerita positif mengenai perubahan penderita kusta yang menginspirasi serta perubahan internal diri dan sosial terhadap penderita kusta.
Jika media menampilkan foto atau video individual dari sisi kesengsaraan penderia kusta saja, hal tersebut dikhawatirkan akan melanggengkan stigma mengenai kusta yang telah beredar.
“Sehingga pada saat yang sama juga harus hati-hati karena dapat melanggengkan stigma,” pungkasnya.
Reporter : Ashila Razan
Editor : Sabar Aliansyah Panjaitan
Foto : Screenhoot Kegiatan Webinar KBRI