Mahasiswa UIN Suska Riau Dukung Kampus Terapkan SKB Empat Menteri

Penulis : Yulvira

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,Menteri Agama, Menteri Kesehatan , dan Menteri dalam Negeri terbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) mengenai panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, pada Maret 2021 lalu. SKB ini dikeluarkan untuk menjalankan kuliah tatap muka secara terbatas dengan syarat harus melakukan vaksinasi secara lengkap. Hal ini bertujuan guna mencegah penularan Covid-19 selama proses pembelajaran. Keputusan tersebut menimbulkan berbagai tanggapan dari Mahasiswa UIN Suska Riau, Jum’at (18/12/2021).

Mahasiswa UIN Suska Riau Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Tomi Ikhsan mengaku setuju dengan diadakannya kegiatan vaksin yang diterapkan untuk Mahasiswa UIN demi kelancaran perkuliahan tatap muka. Tomi beranggapan, walaupun vaksin tidak menjamin terhindar dari Covid19 namun tetap dapat meningkatkan imun tubuh.

“Setuju. Walaupun vaksin tidak menjamin terhindar dari Covid, tetapi setidaknya sudah ada pelindung untuk imun,” ujarnya.

Baca juga : Tanggapan Mahasiswa Tentang Pentingnya Satgas PPKS di UIN Suska Riau

Mahasiswa Fakultas Saintek, Zul Azis Khan ikut mengatakan bahwa sebenarnya vaksin sebenarnya tidak wajib, tetapi karena merupakan salah satu pencegahan penularan Covid19 Zul menyarankan vaksinasi tetap dilakukan.

“Vaksin ini sebenarnya tidak wajib, tapi karena merupakan salah satu pencegahan Covid-19, jadi disarankan untuk vaksin,” tuturnya.

Baca juga : Tanggapan Mahasiswa UIN Suska Terkait Varian Baru Virus Corona

Adapun poin pertama dalam SKB empat menteri yang dikeluarkan Maret lalu menyebutkan, penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dilakukan dengan pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Menanggapi hal tersebut Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Muri El Hanif Azwanda berpendapat, seharusnya perkuliahan tatap muka dapat dilakukan secara menyeluruh tanpa dibatasi jika banyak mahasiswa yang sudah melakukan vaksinasi.

“Jika vaksinasi sudah dilakukan 80% mengapa harus melakukan perkuliahan tatap muka terbatas,” ujarnya.

Muri berharap perkuliahan tatap muka dapat segera direalisasikan, sebab menurutnya pembelajaran daring kurang efisien. “Perkuliahan daring memunculkan banyak problem tertentu, seperti terkendala jaringan dan juga aplikasi yang kita gunakan lemot karena banyak orang lain yang juga menggunakan aplikasi tersebut,” tutupnya.

Reporter : Yulvira, Desi Fitria
Editor : Annisa Firdausi
Foto : Dok.Gagasan/Yulvira


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.