Kronologi Pengeroyokan Korda Riau BEM Nusantara

Penulis: Bagus Pribadi

Gagasanonline.com– Koordinator Daerah Riau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, Yudi Utama Tarigan menceritakan kronologi pengeroyokan yang dialaminya dengan rekannya Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum, Ali Tondi. Mereka berdua mengalami pengeroyokan di depan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan pada Rabu (22/5/2019) dinihari sekitar pukul 02.00 WIB. Yudi mengatakan pengeroyokan ini berkaitan dengan Aksi ‘Refleksi 21 tahun Reformasi 21 Mei 1998-21 Mei 2019’ di Gedung DPRD Provinsi Riau.

Saat ditemui Gagasan di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Eka Hospital, Rabu (22/5/2019), Yudi menuturkan awalnya ia dihubungi orang yang mengaku berasal dari salah satu organisasi eksternal kampus. Orang tersebut memerlukan bantuan dan meminta bertemu dengan Yudi, sehingga Yudi mengajak Ali Tondi menemui orang tersebut di depan RSJ Tampan.

“Awalnya aku ajak di Jalan Arifin Ahmad, cuma katanya mereka mau ke Panam. Jadi ya sudah, mereka bilang jumpa di tempat makan depan RSJ Tampan,” tutur Yudi.

Baca : Pengeroyokan Yudi Utama Tarigan, BLM: Ini Kasus Besar

Menurut penjelasan Yudi, ketika Yudi dan Tondi bertemu dengan orang tersebut, mereka juga berjumlah dua orang. Salah satu dari mereka menanyakan kepada Yudi mengenai aksi lanjutan. Ia menjawab tergantung dengan teman-teman dan mengadakan diskusi terkait aksi lanjutan.

“Terus dia tanya tentang berita lokal terkait aksi kami, aku klarifikasilah sama mereka. Lagi asik klarifikasi datang satu orang duduk di sebelahku, terus tiba-tiba dijambak dari belakang, langsung leherku ditempel samurai,” jelasnya.

Tak hanya sampai situ, Yudi bercerita, kemudian orang-orang tersebut memukuli Yudi di bagian mata dan hidung. Ketika rekannya, Tondi ingin membantunya, orang-orang tersebut langsung mengarahkan sebuah pistol ke kepala Tondi.

“Habis dihadang pakai pistol, Tondi dipukuli juga. Mereka mengajar kami berdua di tempat makan itu. Dan orang-orang yang datang dari belakangku ini rupanya sudah menunggu di mobil,” ungkap Yudi.

Gagasan menghubungi Ali Tondi via WhatsApp, ia mengaku disiram air, ditodong pistol, dan diinjak.

“Saya menemani Yudi ke sana,” ujarnya.

Yudi tak bisa menyimpulkan pengeroyokan ini berasal dari pihak mana pun, namun Yudi mengenali seorang di antara orang-orang yang melakukan pengeroyokan terhadap dirinya. Tambahnya, akan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian karena memiliki kontak WhatsApp orang tersebut.

“Di WhatsApp kan ada fotonya, lagian teman-teman lain mengenali orang tersebut,” ucapnya.

Baca : Sediakan Buka Puasa Gratis, Masjid Abu Darda Jadi Buruan Mahasiswa

Menurut Yudi, pihak kepolisian bisa menangkap pelaku pengeroyokan terhadap dirinya. Tambahnya, jika pelaku tak tertangkap, berarti pihak kepolisian bisa dicurigai.

“Karena kalau satu orang yang saya kenal itu dapat, yang lain pasti dapat,” ucapnya.

Yudi berkata jika kasus ini tak diselesaikan, akan menjadi budaya intimidasi terhadap mahasiswa yang melakukan aksi di Riau. Katanya, bukan hanya dirinya yang dihubungi orang tak dikenal, teman-temannya yang mengikuti aksi juga mendapatkan hal yang sama .

“Mungkin nasib mereka beruntung, seperti teman saya yang tidur sehabis aksi. Jadi dia enggak lihat handphone-nya,” kata Yudi.

Menurut Wakil Ketua BEM UIN Suska Riau Periode 2018-2019, Ulul Azmi, aksi tersebut tak menyangkut isu pemilihan umum yang sedang tak stabil. Tambahnya, kasus pengeroyokan ini nantinya akan didiskusikan dan menunggu penanganan pihak kepolisian.

“Tunggu dulu hasil dari pihak kepolisian, kalau tak tuntas kita diskusikan apa yang nantinya kita lakukan terkait kasus pengeroyokan ini,” tutupnya.

Reporter : Bagus Pribadi, Hendrik Khoirul
Editor : Winda Oktavia
Foto : Gagasan/Hendrik Khoirul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.