Isra’ Mi’raj 1437 H, Implementasi Perwujudan Shalat

Hasil gambar untuk foto isra mi'raj
Foto: Internet
Oleh: Wahdan Fadhli Fajar, S.Pd.I
Penulis adalah Asisten Dosen Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Suska Riau

gagasan-online.com: Sebentar lagi masyarakat Muslim akan menyambut Isra’ Mi’raj 1437 H. Bagi umat Islam merupakan sebuah sejarah penting dalam memperingati salah satu hari besar Islam. Tentu, yang diharapkan bukan sekedar memperingati hari besar Islam, melainkan memaknai nilai penting dan mengambil hikmah dari sejarah Isra’ Mi’raj ini.
Hikmah dari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, selalu diperingati umat Islam setiap 27 Rajab. Modal inti dalam Islam sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, hanya ada tiga : Iman, Ilmu, dan Akhlak.
Hikmah Isra’ sendiri yaitu mengakui kekuasaan Allah SWT. Di sisi Allah tidak ada yang mustahil. Maka bermohonlah pada-Nya. Allah mampu menghampirkan yang jauh menjadi dekat, begitu juga sebaliknya. Mi’raj ialah naik ke tempat yang mulia dengan shalat. Khusyuk syarat utama. Meninggalkan shalat berarti hilang tenang, hilang sabar, hilang bahagia, hilang ketentraman, hilang aman, hilang dunia, hilang akhirat, hilang semua. Apa lagi yang jadi milik kita? Jawabnya tidak ada.
Implementasi sekarang dari peristiwa Isra’ Mi’raj itu lebih jauh ialah perwujudannya bagi umat sekarang ini. Pemimpin bangsa yang shalat tidak akan tergiur korupsi. Bangsa akan makmur, adil, sejahtera, bersih, dan menghargai waktu.
Dalam konteks kekinian bahwa Isra’ Mi’raj tidak hanya input ratio saja, dua peristiwa itu mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kerasulannya. Agar tak ada lagi orang mendakwahkan diri jadi Rasul. Dan tidak ada lagi manusia yang diperbodoh oleh kepalsuan.
Banyak sekali hikmah dibalik peristiwa Islam itu. Tidak bisa seseorang akan memahaminya, jika hanya datang ke Masjid mengikuti tausiyah karena peringatan Isra’ Mi’raj saja.

Kalau hanya sekedar itu, tidak akan menimbulkan kesadaran dalam hati. Perlu dikaji lebih dalam oleh umat sehingga dapat dibentuk karakter bangsa yang beragama bukan hanya Liberal tanpa arah.
Shalat adalah perintah pertama dalam Islam, tanpa shalat tak ada artinya Islam. Shalat mengajarkan pengawasan melekat antara manusia dengan Khaliknya.
Semoga dengan memperingati Isra’ Mi’raj 1437 Hijriyah, apapun profesi dan pekerjaan kita dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang diajarkan Rasul SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Redaksi gagasan menerima tulisan berupa artikel, opini, cerpen, puisi, serta karya ilmiah lainnya. Redaksi berhak mengubah sebagian atau seluruh tulisan, sepanjang tidak mengubah maksud dan tujuan. setiap tulisan yang masuk akan menjadi milik redaksi



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.