Tak Puas Hasil Mediasi, Mahasiswa FST Rencanakan Aksi Lanjutan


gagasan-online.com
: Senin (11/04) mahasiswa Fakultas Sains dan
Teknologi (FST) unjuk rasa menuntut Dekan memperbaiki area parkir dan fasilitas
belajar. Usai berdemonstrasi mahasiswa menggelar mediasi dengan Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi (FST) serta tiga Wakil Dekan.
Ada tiga poin tuntutan yang dipertanyakan
mahasiswa dalam mediasi tersebut. Mahasiswa menuntut perbaikan fasilitas parkir
untuk kenyamanan dan keamanan kendaraan, mahasiswa memprotes kebijakan
pemisahan parkir mahasiswa dengan dosen dan pegawai dan menuntut perbaikan
fasilitas ruang belajar yang dinilai tidak nyaman.
Riski Ananda, salah satu mahasiswa mengatakan
kebijakan fakultas dalam menciptakan rasa aman bagi mahasiswanya dinilai tidak
maksimal. Selain itu mahasiswa juga memprotes penanganan kendaraan bermotor bagi
pelanggar aturan parkir yang dinilai tidak beradab. Hal ini terkait kejadian
dirantainya sejumlah kendaraan bermotor yang tidak parkir sesuai tempatnya.
“Motor kami bukan kerbau, pak,”katanya.
Dalam mediasi tersebut, Dekan FST, Hartono
mengatakan akan tetap mempertahankan kebijakan pengelompokan parkir karena
dinilai efektif dalam hal keamanan dan kelancaran aktivitas di fakultas
tersebut. Namun kebijakan ini dapat ditoleransi apabila area parkir mahasiswa
tersebut banjir atau tidak mencukupi karena jumlah motor yang terlalu banyak.
Terkait fasilitas belajar, Dekan mengatakan
pihaknya sudah mengusahakan untuk melengkapi dan memperbaiki fasilitas belajar
di fakultasnya. Menurutnya pihak fakultas sudah empat kali menyurati pihak
Rektorat terkait fasilitas belajar. “Terakhir 6 April kemarin tetapi hasilnya
tetap mengecewakan,”katanya.
Mahasiswa kecewa dengan hasil mediasi karena
tak ada tuntutan yang dipenuhi dekanat secara konkret. Mereka merencanakan aksi
selanjutnya untuk medesak perbaikan fasilitas parkir yang dapat memberi rasa
aman dan nyaman bagi mahasiswa. “Kami belum puas dengan aksi ini, kami akan melanjutkan ‘plan b’ dan jika masih gagal lanjut ke ‘plan c’,”kata Riski Ananda salah satu massa aksi.

Pantauan di lapangan, usai mediasi sejumlah
mahasiswa mulai berani memarkirkan kendaraannya di area parkir dosen dan pegawai.
Rambu parkir khusus dosen atau pegawai juga tidak terlihat karena ditutupi
sejumlah spanduk berisi protes terkait area parkir tersebut bukan hanya parkir
dosen atau pegawai. (Arif**, Aqib**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.