Tatang Y : Program TV ‘Nakal’ Berlindung Dibalik Rating

http://www.gagasan-online.com/2015/11/gagasan-online.html
gagasan-online.com : Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau Tatang Yudiansayah membenarkan pengawasan penyiaran terkendala dengan rating tinggi dari program televisi. Menurutnya sejumlah program televisi yang dinilai negatif mendapat respon positif dari pasar di Indonesia.
“Ya menurut kita itu tidak baik, toh banyak pula membelanya,”katanya kepada gagasan saat kunjungan kelembagaan ke KPID, Rabu (18/11/2015). Dalam pertemuan tersebut turut hadir tiga komisioner lainnya dari KPID Riau.
Menurut Tatang, baik KPI maupun KPID di daerah berupaya untuk semaksimal mungkin untuk mengawasi program televisi di Indonesia. Ia mengakui sejak beroperasi di Provinsi Riau pada tahun 2012 lalu, KPI acap menegur beberapa program televisi dan radio. “Di  situs KPI itu saban hari ditampilkan informasinya,” katanya.

Berdasarkan informasi dari situs KPI, terlihat sejumlah teguran dan peringatan ditampilkan dalam situs tersebut. Teguran dan peringatan tampil dalam menu sanksi dan imbauan di sisi kanan beranda situs. Terakhir KIP memberi teguran tertulis untuk “Kabar Terkini” TV One.

Untuk sangsi, Tatang mengatakan hal tersebut telah diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS). Secara singkat, program televisi yang melanggar akan ditegur dan diberikan sangsi oleh KPI. Sangsi dapat berupa pengurangan jam tayang hingga pencabutan izin tayang. “Seperti kasus YKS kemarin itu, langsung dicabut karena sudah fatal,”jelasnya saat bercerita tentang sebuah progam televisi swasta.
Di Riau sendiri, sejumlah pelanggaran juga kerap terjadi oleh radio dan televisi lokal. KPID sempat memanggil salah satu radio yang mengudarakan kampanye salah satu calon legislatif di luar masa kampanye. Di bulan Ramadhan sejumlah stasiun TV yang tayang di Riau dipanggil karena mempermaikan ibadah umat islam tersebut. Selain itu, KPID juga menegur program sinetron “Tujuh Manusia Harimau” terkait kasus perkelahian bocah sekolah dasar di Rokan Hulu. “Direktur Programnya langsung kita panggil kesini,”katanya.
Sejumlah kampanye negatif sering beredar di kalangan masyarakat terkait program televisi yang tayang di Indonesia. Program tersebut dinilai tidak mendidik dan memberikan dampak tidak baik bagi penontonnya. Menurut Tatang, pengawasan yang paling efektif dari program tv tersebut kembali kepada masyarakat itu sendiri. “Masyarakat kompak berhenti menonton program yang tidak berkualitas,”katanya.(Hafiz)
  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.