Wawancara Korlap Aksi Sumpah Lawan Asap, Pablo: Tidak Ada Embel-embel Organisasi

Risky Ananda

gagasan-online.com : Sempena momen Sumpah Pemuda, Rabu 28 Oktober 2015, sekitar 8.000 mahasiswa dan dosen UIN Suska Riau turun ke jalan menggelar aksi mendesak pemerintah tegas dan cepat dalam menyelesaikan bencana asap di Riau.

Sehari sebelumnya 27 Oktober 2015, Rektor UIN Suska Riau Prof Munzir Hitami dan Wakil Rektor III Dr Tohirin merestui aksi dari sivitas akademika tersebut dengan menuliskan memo dan membubuhkan tanda tangan beserta stempel resmi kampus.

Diawali dengan berkumpul di kampus II UIN di kawasan Panam Pekanbaru, massa bergerak dengan kendaraan masing-masing menuju kampus I di kawasan Sukajadi. Setelah tiba di lokasi, massa melanjutkan aksi dengan berjalan kaki (long march) dari kampus UIN di Sukajadi tersebut menuju Kantor Gubernur Riau.

Saat tiba di gerbang sebelah kiri kantor Gubri, massa langsung merangsek masuk ke lapangan gubernuran untuk berorasi. Dengan mengatasnamakan warga akademik UIN Suska Riau massa membacakan sumpah lawan asap  dan 12 tuntutan untuk Plt Gubernur Riau.

Beberapa jam kemudian akhirnya Plt Gubri, Arsyadjuliandi Rachman menemui massa di depan kantor Gubri. Tidak ada organisasi luar kampus tergabung dalam aksi tersebut. Namun Riau Pos edisi 29 Oktober 2015 menulis aksi tersebut gabungan dari mahasiswa UIN Suska Riau dengan organisasi luar kampus, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

Kepada Rico Mardianto dari Gagasan UIN Suska Riau,  Koordinator Umum Aksi Sumpah Lawan Asap, Risky Ananda alias Pablo beri penjelasan terkait aksi dan kekeliruan berita yang dimuat oleh Riau Pos.

Risky Ananda saat membacakan tuntutan di depan Plt Gubri

Bagaimana tanggapan anda atas berita di Riau Pos yang menulis bahwa aksi mahasiswa UIN Suska Riau gabungan dengan KAMMI?

Kami menolak pemberitaan Riau Pos yang menulis gerakan yang  kami bangun dikaitkan  dengan gerakan KAMMI.  Ketika aksi tidak ada organisasi eksternal mana pun. Karena dari awal memang kami sepakat gerakan aksi dari warga akademik UIN Suska, bukan embel-embel organisasi.

Apakah wartawan Riau Pos ada menghubungi anda untuk wawancara terkait aksi?
Selama aksi sampai saat ini tidak ada wartawan Riau Pos menghubungi saya.

Sudah menemui pihak Riau Pos terkait kekeliruan pemberitaan tersebut?
Kami sudah mendatangi  Riau Pos siang tadi. Mereka mengakui, memang ada kesalahan pemberitaan setelah mengetahui cerita dan kronlogis aksi tersebut. Mereka berjanji akan klarifikasi atas kesalahan foto dan berita tersebut.

Tanggapan anda atas ketidakhadiran Presiden Mahasiswa UIN, Roby Rendra dalam aksi warga akademik UIN Suska?
Yang jelas sebagai mahasiswa UIN saya pribadi kecewa. Teman-teman yang lain juga kecewa.  Karena bukan sekali saja kami mengajak. Sudah berulangkali.  Saat diskusi pertama membahas teklap (teknik lapangan) beberapa waktu lalu, dia datang dan menyatakan untuk bersedia mengkoordinir massa di  Fakultas Syariah. Namun untuk rapat-rapat selanjutnya sampai aksi digelar, dia tidak pernah bersama kami.

Pentingkah peran presiden mahasiswa dalam aksi tersebut?
Sebenarnya kami tidak atas nama organisasi apapun untuk gerakan ini. Gerakan ini atas nama warga akademik UIN Suska. Kami merangkul semua mahasiswa dan dosen UIN untuk turun aksi. Kami berusaha merangkul semuanya, walau sekecil apapun organisasi yang ada di UIN ini kami rangkul.

Massa dari mahasiswa dan dosen UIN Suska tumpah ruah di Jalan Jenderal Sudirman menuju kantor Gubernur Riau. Foto : Shodik

Saat hari pelaksanaan aksi 28 Oktober 2015 kemarin, paginya BEM UIN Suska mengumpulkan beberapa mahasiswa di PKM dan pergi aksi duluan.  Apakah ada menghubungi BEM untuk menyatukan massa?
Kami sudah mencoba untuk mencegat kawan-kawan BEM untuk tidak pisah dari kami. Tapi mereka memaksakan diri pisah dari kami, dan pergi duluan menggelar aksi sehingga massa jadi pecah.  Roby sudah berulang kali saya hubungi, tetapi tanggapannya hanya formalitas saja.

Mengenai jawaban Plt Gubernur Riau apakah sudah memuaskan?
Jawaban-jawaban dari Plt Gubri masih formalitas dan belum memuaskan. Kami akan rencanakan aksi lanjutan sampai Plt Gubri menanggapi 12 tuntutan yang kami bacakan.

Beberapa pemberitaan di media online memuat berita yang tidak sesuai dengan tuntutan dan fakta di lapangan. Tanggapannya?
Beberapa wartawan media online tidak melakukan verifikasi dalam meliput aksi ini. Tidak ada wawancara tapi menaikkan berita yang tidak sesuai kenyataan. Seperti web berita Goriau.com yang menulis berita isu pelengseran Plt gubernur itu.

Jalan Tuanku Tambusai dipadati massa aksi Sumpah Lawan Asap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.