Mahasiswa Pertanyakan Esensi Acara “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila”

Penulis: Ayu Safitri

Gagasanonline.com – Mahasiswa pertanyakan esensi dari acara bertajuk “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila” yang digelar Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIP RI) di aula rektorat lt.5 UIN Suska Riau pada Sabtu, (4/12/2021). Pasalnya, dalam acara orasi ilmiah sekaligus peresmian Lembaga Studi Agama dan Pancasila (eSLAP) UIN Suska Riau  tersebut Ketua BPIP RI, Yudian Wahyudi menyebut, melawan Pancasila tiga kali lipat melawan Tuhan.

Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Ekonomi dan Sosial (FES) Auliya Rahmat Ritonga mengkritik bahwa acara ini dapat mendoktrin mahasiswa di lingkup kampus UIN Suska akan adanya agama Pancasila karena sepenggal kalimat yang diucapkan ketua BPIP RI, Prof. Yudian Wahyudi saat acara orasi ilmiah itu berlangsung.

“Apa sih orasi itu, apakah ini sebuah pendoktrinan kepada mahasiswa untuk mempercayai agama Pancasila? karena prof itu bilang kalau kita melawan Pancasila 3 kali lipat kita melawan Tuhan,” katanya saat diskusi seusai acara tersebut.

Imam Hanafi, selaku pejabat yang ikut serta dalam diskusi seusai acara menjawab pertanyaan tersebut dan berpendapat bahwa itu hanya persepsi masing-masing individu. “Itu kan persepsi dia, kita kan punya persepsi sendiri,” tuturnya.

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Tri Parlan Zaputra mempertanyakan proses penyusunan acara yang dinilai mendadak dan tidak seperti acara formal pada umumnya, padahal acara ini bekerja sama dengan BPIP RI. “Acara ini setingkat PBIP RI, setingkat nasional Indonesia kok bisa persiapannya seperti ini. Itulah yang menjadi pertanyaan bagi kita,” kata Zaputra.

Pejabat Rektorat yang juga turut hadir dalam diskusi usai acara, Alimudin Hassan membenarkan persiapan acara tersebut memang mendadak, ia mengatakan pihak BPIP RI baru menghubungi pihak rektorat pada Kamis, (2/12/2021). “Ga ada ada persiapan, dia menghubungi kita hari Kamis, lalu kemudian Jumat kita ketemu dengan pak rektor, kita buat suratnya. Baru jam 4 itu ditandatangani suratnya,” katanya.

Mahasiswa juga mempertanyakan kejelasan pihak kampus melangsungkan agenda tersebut. Dalam acara ini terdapat tiga agenda utama yaitu, orasi ilmiah, penandatanganan nota kesepahaman antara UIN Suska Riau dengan BPIP RI, serta Peresmian lembaga studi agama dan Pancasila eLSAP UIN Suska Riau. Selain menyesalkan kurangnya sosialisasi terkait orasi Ilmiah ini, mahasiswa juga menganggap acara ini hanya menjadi momentum diresmikannya lembaga eLSAP.

Dema Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Rian Febriansyah mengatakan mahasiswa merasa kecewa lantaran tidak dapat memahami kesepakatan dalam acara tersebut, karena hanya diketahui oleh pimpinan saja. Dia mempertanyakan apakah mahasiswa hanya dimanfaatkan dalam momentum tersebut. “Apakah ini mahasiswa dimanfaatkan dalam momentum ini? Karena kami sebagai tamu undangan tapi kami tidak memahami kesepakatan itu. Karena itu yang mengetahui antara pimpinan saja,” tutur Rian.

Ke depannya, mahasiswa berharap agar pihak UIN Suska Riau mengadakan audiensi terkait permasalahan. Imam Hanafi mengatakan, untuk menghindari kesalahpahaman, ke depannya rektorat akan membuat diskusi terkait permasalahan tersebut. “Ke depannya 2022 saya kira kita akan buka diskusi besar-besaran ya, termasuk ISAIS,” tutupnya.

Reporter: Annisa Fatonah*, Ayu Safitri*
Editor: Hendrik Khoirul Muhid
Foto: Dok. Gagasan/Ayu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.