Khairunnas : Sukses Tak Harus Jadi PNS

gagasan-online.com : Berbicara soal pendidikan membutuhkan waktu yang panjang untuk menjelaskannya. Penilaian tentang tingginya pendidikan seseorang menjadi tolak ukur untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Namun nyatanya berdasarkan data Badan Pusat Statistik Februari 2015, sarjana strata 1(S1) menyumbang persentasi 5,34% dari total Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan tingkat pendidikan. Hal ini berbanding terbalik dengan lulusan SD yang hanya 3,61%.
Prof Dr Khairunnas, Wakil Dekan (WD) III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Suska Riau mengatakan hal ini menjadi salah satu masalah pendidikan indonesia saat ini. Ini merupakan tantangan karena banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak terakomodir dengan baik. “Padahal SDM nya memadai,” ucapnya bingung. Kamis (06/08/2015) di FTK UIN Suska Riau.
Khairunnas mengungkapkan, belum ada terlihat gerakan dari sekian banyak SDM indonesia yang mampu melakukan sesuatu untuk kemajuan pendidikan. Namun setidaknya mereka sudah berupaya, walaupun belum terlaksana seperti apa yang diharapkan. 
Banyaknya generasi produktif yang menganggur setelah lulus kuliah tentu harus dirubah. Mereka harus bisa mandiri dalam mencari suatu pekerjaan. Karena daya saing pekerjaan dimasa kini sangat ketat. Ia mengatakan, ciri negatif yang melekat pada pribadi seseorang yaitu menganggap sukses harus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bekerja di suatu perusahaan, padahal tidak. “Itu cara pikir yang salah,” sebutnya.
“Sukses itu bukan harus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), orang tidak jadi PNS aja tetap hidup,” ucapnya. 
Dia menyebutkan kekurangan dari pendidikan indonesia saat ini masih membatasi anggaran untuk pendidikan. Masih ada diskriminasi terhadap orang per orangan yang justru memiliki kompetensi sangat baik dalam pendidikan. “Semoga ini cuma asumsi saya saja,” ucap Khairunnas.
Ia berharap indonesia lebih maju dalam bidang pendidikan. Indonesia tidak boleh kalah oleh negara-negara yang baru berkembang. Walaupun nyatanya sudah jauh tertinggal, tapi semoga tidak menyurutkan semangat dalam menciptakan tenaga pengajar yang berkualitas demi kemajuan pendidikan indonesia yang lebih baik. (Ferdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.