Hidupkan Nilai-Nilai Ma’had, Ma’had Al-Jami’ah UIN Suska Riau Luncurkan Ma’had Virtual

Penulis : Iswatun Hasanah*

Gagasanonline.com – Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional Tahun 2021, Ma’had Al-Jami’ah UIN Suska Riau sekaligus melakukan launcing Ma’had Virtual untuk menghidupkan nilai-nilai Ma’had dikalangan Mahasiswa UIN Suska Riau khususnya bagi mahasiswa baru tahun 2021. Acara yang dilaksanakan di Gedung Rektorat lantai V pada Kamis 28 Oktober 2021 dibuka langsung oleh WR III, Dr. H. Mas’ud Zein.

Sekretaris Ma’had Al-Jami’ah, Mutasir mengatakan kegiatan ini diselenggarakan sebagai pengingat kembali perjuangan Nabi Muhammad SAW, serta mengaplikasikan nilai-nilai Ma’had dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa.

“Acara ini bisa mengingatkan kembali tentang perjuangan Nabi Muhammad SAW dan bagaimana para mahasiswa terkhususnya mahasiswa baru tahun ini bisa mempraktikkan nilai-nilai Ma’had dikehidupannya sehari-hari” ungkapnya.

Baca juga: Menulis adalah Menemukan Jati Diri dan Menampilkan Value pada Diri

Ma’had Al-Jamiah UIN Suska Riau menghadirkan para narasumber untuk memaksimalkan pemahaman mahasiswa yang hadir secara virtual tentang nilai-nilai Ma’had. DR. Hj. Okfalisa sebagai narasumber pertama menyampaikan materi tentang mahasiswa tangguh tidak gagap teknologi melalui peningkatan keahlian digital.

Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) UIN Suska Riau ini memaparkan dalam menjawab tantangan revolusi industri saat ini, mahasiswa harus melalukan tindakan dengan meningkatkan kualitas dalam diri setiap mahasiswa. Diantaranya dibutuhkan komitmen dengan meningkatkan digital skill, selalu ingin mencoba atau learning by doing, menggali bentuk kolaborasi dengan memiliki sertifikasi, serta melakukan kolaborasi dengan industri dalam meningkatkan human digital skill.

“Dimasa depan skill yang diperlukan itu ada kompleks problem solving, social skill, process skill, system skill, dan kognitif skill. Dan ini diperlukan untuk kemampuan dalam memecahkan masalah,” tambah Okfalisa.

Baca juga: UIN Suska Riau Jalin Kerja Sama dengan SPS

Purwaji selaku tokoh pemuda Riau yang menjadi narasumber kedua menjelaskan tentang integrasi nilai-nilai kema’hatan dan kebangsaan bagi generasi milenial. Ia menuturkan pondok pesantren atau Ma’had dalam sejarahnya tidak hanya sekedar Pendidikan Islam Ahli Sunnah Wal Jama’ah, namun juga membentuk adanya karakter santri-santri di pondok pesantren.

“Dari Pendidikan Islam Ahli Sunnah Wal Jami’ah dan adanya basis perlawanan melawan penjajah. Membentuk karakter santri-santri pondok pesantren yang secara otomatis mempunyai tiga karakter yang saya rangkum sendiri, diantaranya berakhlakul kharimah, mempunyai kemandirian dan cinta tanah air,” imbuhnya.

Kholid Junaidi sebagai narasumber ketiga menuturkan tentang peran santri sebagai pelopor moderasi beragama yang merupakan terciptanya toleransi dan kerukunan dalam beragama yang harus diterapkan. Lebih lanjut ia menjelaskan dalam moderasi beragama terdapat indikator kunci diantaranya  adanya komitmen beragama seperti kesetiaan pada ideologi negara, toleransi antar umat beragama, sosial dan politik, serta anti radikalisme.

Baca juga: Prestasi UIN Suska Riau, Mahasiswa Psikologi Raih Juara Satu Lomba Podcast di Aceh

“Moderasi beragama merupakan strategi merawat Indonesia dengan kondisi bangsa yang beraneka ragam. Sejak awal para pendiri bangsa telah berhasil mewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Kholid.

Reporter : Iswatun Hasanah*, Annisatul Fathonah*
Editor : Puspita Amanda Sari
Foto : Dok. Gagasan/Iswatun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.