Memaknai dan Mengatasi Mimpi

Penulis: Khoirotun Nisa’

Gagasanonline.com- Banyak cara bagi setiap orang untuk memaknai sebuah mimpi. Ada yang menganggap mimpi sebagai sebuah pertanda dan ada yang menganggap angin lalu. Seperti penafsirannya, mimpi adalah pengalaman alam bawah sadar yang melibatkan emosi, perasaan dan pikiran. Hingga Aristoteles pun menganggap mimpi adalah aktivitas mental saat tidur.

Berbeda dengan itu semua, peradaban kuno mengartikan mimpi selalu berkaitan dengan kejadian supranatural, yang artinya dewa-dewa dan roh jahatlah yang muncul dalam sebuah mimpi. Tak lain halnya seperti nasihat orang tua, “mimpi adalah bunga tidur, jangan dipikirkan. Apabila mimpi buruk jangan diceritakan, biasanya terjadi kebalikannya,” begitu nasihat orang tua.

Lalu, bagaimana cara Islam memaknai sebuah mimpi?

Mimpi menjadi bagian kebesaran Allah, dimana Allah melepaskan jiwa kita dari tubuh. Allah berfirman: 

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖفَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Az-Zumar: 42)

Baca juga: Cara Bersyukur yang Benar Kepada Allah SW

Meskipun Islam tidak menerangkan secara jelas tentang mimpi, tetapi Nabi Muhammad SAW telah memberikan panduan dalam menyikapi sebuah mimpi, termasuk mimpi buruk. 

Dikutip dari laman My Islamic Dream, mimpi dibagi menjadi tiga: pertama, Sunnah atau Ru’yaa atau mimpi baik, kedua, Hulum atau mimpi buruk, ketiga, mimpi dari diri sendiri.

Dari hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرؤيا ثلاث حديث النفس وتخويف الشيطان وبشرى من الله

Artinya: “Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah.”

Selain mimpi baik yang berasal dari Allah, terdapat mimpi buruk yang berasal dari setan, berikut hal-hal yang harus kita lakukan ketika mengalami mimpi buruk:

Baca juga: Makrifat, Maksiat dan Memulai Hidup Baru

1. Ta’awaudz
Rasul mengajarkan kepada kita untuk membaca ta’awudz sebanyak tiga kali jika mengalami mimpi buruk.
2. Meludah ke kiri
Meludahlah sebanyak 3 kali ke arah kiri.

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ ثَلَاثًا وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ

“Apabila salah seorang kamu bermimpi dengan mimpi yang tidak disenanginya, maka hendaklah ia meludah ke kiri tiga kali, berlindunglah kepada Allah dari gangguan syetan tiga kali…” (HR. Muslim)

3. Ubahlah posisi tidur
4. Sholat
Akan lebih baik jika sudah terbangun, dilanjutkan dengan sholat malam.

Baca juga: Empat Cara Mengetahui Cacat Dalam Diri Sendiri

فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ

“Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah…” (HR. Muslim)
5. Tidak menceritakannya kepada orang lain dikarenakan mimpi buruk berasal dari setan
6. Jangan dipikirkan
Sama seperti nasihat orang tua yang menganjurkan untuk tidak terlalu dibawa pikiran ketika mengalami mimpi buruk.

Editor: Delfi Ana Harahap
Foto: Ivan Oboleninov/Pexels.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.