Penulis: Ahmad Mulya Jaelani
Dinda berjalan
Kaki tanpa alas
Menyusuri trotoar yang panas
Terik jadi teman
Rumah diambil empunya tanah
Dinda seorang diri
Ayah sudah dililit hutang
Ibu dinda lupa jalan pulang
Rumah sudah hilang
Ditepi trotoar
Dinda terus berjalan
Belepotan
Dalam hati ia menangis
Ibu
Bisakah doa kita keraskan lagi
Dinda terus saja berjalan
Dia harus pulang
Teringatkan pesan ibu
Sebelum waktu ayah akan dibawa orang berbadan beruang
Ibu dan ayah sudah tidak bisa lagi lanjutkan tanggungan hutang
Ijazahmu sudah lebih dari rumah
Ilmu dari sekolahmu adalah tempat berteduh kita
Tak ada orang kan mengambil
Sebab kau empunya tanah
Dinda berjalan
Sudah dekat ke tujuan
Langkah kaki semakin kencang
Belepotan
Atap rumah titipan ayah
Ia kan perjuangkan
Editor: Hendrik Khoirul Muhid
Foto: Gagasan/Hendrik