Aksi Spontan Ketua Dema FDK Sampaikan Keresahannya

Penulis: Wulan Rahma Fanni

Gagasanonline.com- Selasa 25 Februari Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Muhammad Alhafiz melakukan aksi seorang diri di Gedung Rektorat UIN Suska Riau. Alhafiz mengatakan bahwa aksi tersebut spontan dilakukan karena keresahannya  terhadap keadaan UIN Suska yang ia rasa sedang tidak baik-baik saja, Kamis (27/02/2020).

Alhafiz menuturkan dasar dari aksinya tersebut merujuk pada Undang-Undang no 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum. Dalam aksinya ia paling menuntut persoalan tidak adanya kejelasan dan transparansi terkait administrasi kegiatan Organisasi Mahasiswa (Ormawa).

“Proses kegiatan ormawa khususnya di Dema FDK itu yang paling saya tuntut, awalnya kita dituntut untuk membuat kegiatan dan melayangkan proposal secepatnya, namun setelah kita upayakan semaksimal mungkin untuk membuat kegiatan sesuai prosedurnya, hingga saat ini tidak ada kejelasan, karena itulah yang dituntut,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Alhafiz juga menyampaikan juga beberapa poin dalam aksi tersebut di antaranya tentang beberapa pejabat yang tidak memiliki kapabilitas untuk menduduki jabatannya. Poin selanjutnya berkaitan dengan mangkraknya gedung-gedung pembangunan di UIN Suska.

“Kalau kita lihat sekarang itu contohnya mangkraknya Gedung Dosen dan masjid,” katanya.

Menurut keterangan Alhafiz saat ia melakukan aksinya, Kepala Bagian (Kabag) Kemahasiswaan Sarmadi menanggapi aksi tersebut, dalam pertemuan tersebut Sarmadi mengatakan soal ketidakjelasan proposal kegiatan ormawa tersebut karena terdapat perubahan sistem dan adanya Satuan Pemeriksa Internal (SPI) sedang menelaah.

“Namun jawaban beliau menurut saya masih menggantung, ditanya kembali ya mutar-mutar kesitu jawabannya dan saya juga tidak puas dengan jawabannya,” Ujar Alhafiz.

Sementara itu Sarmadi tidak menaggapi persoalan tentang mangkraknya pembangunan dan pejabat yang tidak berkapabilitas untuk menduduki jabatan. Sarmadi mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah kapasitasnya untuk menjawab.

“Bahkan soal angka-angka yang beredar saat ini juga saya pertanyakan, kita meminta klarifikasi , tapi dia bilang bukan kapasitasnya untuk menjawab,” kata Alhafiz.

Alhafiz mengatakan memberikan ultimatum kepada Sarmadi sebagai Kabag Kemahasiswaan. Menurutnya bila tidak ada kejelasan maka ia akan terus kawal terkait isu ini dan akan ada gerakan selanjutnya yang sesuai prosedur dengan mengadakan audiensi terlebih dahulu.

“Ini bukan tuntutan pertama dan terakhir, nanti setelah audiensi kita bertukar informasi, setelah itu kita akan terima dan akan kita pertimbangkan kembali, kalau emang tidak ada titik temunya, tak ada kejelasan dan yang disampaikan tidak logis, ya kami akan mengadakan gerakan massa, dalam aliansi ormawa uin suska,” terangnya.

Setelah aksi spontannya tersebut, Alhafiz menjelaskan sudah berkomunikasi dan konsolidasi dengan ketua-ketua Dema dan Sema se-fakultas. Ia juga mengatakan sudah mendapat persetujuan atas  hal-hal yang dituntut dari Sema dan Dema se-fakultas atas gerakan ini,  menurutnya ini bukan persoalan dirinya sendiri tetapi keresahan bersama.

”Karena kita maunya yang menjelaskan persoalan ini langsung dari pimpinan itu sendiri. ada bukti lisan dan tulisan juga. Namun saya belum mendapat respon dari Sema dan Dema Universitas,” katanya.

Alhafiz juga berharap agar mahasiswa bisa kita sama dalam satu gerakan, satu suara, dan rapatkan barisan selagi itu untuk kepentingan bersama. Serta ia ingin agar mahasiswa sama-sama bergerak.

“Kita bukan mahasiswa gadungan, yagn siap menerima kesalahan-kesalahan yg mereka lakukan, kita bukan orang bodoh,” tutupnya.

Mahasiswa Jurusan Akidah dan Filsafat Islam, Muhammad Hamzah menanggapi baik terkait aksi yang dilakukan Alhafiz. Namun Hamzah berharap apabila ada aksi selanjutnya agar terlebih dahulu membangun komunikasi dengan mahasiswa lain, sehingga apa yang diinginkan lebih tepat sasaran. Hamzah juga mengatakan UIN Suska dikenal sebagai kampus pergerakan, tidak mungkin tidak ada yang prihatin dengan issu yang beredar saat ini.

“Disatu sisi bagus, artinya responsif terhadap keadaan UIN Suska. Tapi masalah lainnya responsif tanpa matang juga tidak efektif,” sebutnya.

 

Reporter: Wulan dan Tika
Edito: Tika Ayu
Foto: Internet

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.