Menilik Mahasiswa yang Bekerja Sambil Kuliah

Penulis: Teguh Arif Ramadhan**

Gagasanonline.com- Saat ditemui di Kampus Al-Kifayah, Dosen Psikologi Komunikasi Syahri Ramadhan sedang mengajar mahasiswanya memakai kemeja putih dengan corak hitam serta songkok di kepalanya, ia mengatakan kalau mahasiswa yang kuliah sambil bekerja itu bukanlah suatu masalah melainkan sebuah solusi, Sabtu (29/06/2019).

“Bagus ya, karena bisa membantu orang tua,” katanya.

Pria yang akrab dipanggil Syahri itu mengatakan kalau jaman sekarang persaingan di dunia kerja sangat ketat, ia menyarankan agar mahasiswa memulai kariernya dari saat kuliah agar ketika lulus nanti mahasiswa tidak kebingungan mencari kerja.

“Banyak orang lulus S1 baru mencari kerja, itu terlambat,” tambahnya.

Syahri juga menjelaskan kalau mahasiswa bekerja biasanya karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi orang tuanya. Namun tidak semua mahasiswa yang bekerja adalah orang yang tidak mampu, ada juga yang bahkan orang tuanya itu kaya. Namun karena ia memiliki bakat yang berbanding terbalik dengan bidang kuliahnya maka ia mengembangkan passion-nya itu.

“Berarti ia memiliki jiwa entrepreneur yang bagus, kadang modal  awalnya pun tidak ia minta dari orang tuanya,” jelasnya.

Baca: Make Up Sebagai Kebutuhan Mahasiswi

Ia berkata, kuliah sambil bekerja bukanlah alasan nilai menjadi turun, itu semua tergantung bagaimana mengatur waktu menyeimbangkan antara belajar dan bekerja. Ia juga mengaku sewaktu kuliah dulu pernah kuliah sambal bekerja, namun ia tetap mendapatkan IPK yang tinggi.

Syahri mengaku senang terhadap mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Karena mahasiswa tersebut memiliki sifat yang kreatif. Ia menceritakan kalau jaman sekarang banyak sarjana yang menganggur karena tidak memiliki kemampuan, itu disebabkan karena awalnya mereka tidak diterima di kampus yang diinginkan, dan masuk kampus yang jurusannya bukan bidang mereka, akhirnya ketika lulus mereka kebingungan memilih jalan.

Syahri mengatakan kalau jangan pernah malu apa pun pekerjaan yang kita lakukan selama itu halal.

“Jangan dengarkan omongan orang, belum tentu mereka bisa mengerjakan apa yang kita kerjakan,” tutupnya.

Baca: Disiplin Waktu di Perguruan Tinggi

Di lain waktu, Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang kuliah sambil kerja, Nurrohim Laras Setia mengaku, ia bekerja karena ingin memenuhi kebutuhan atau hobi yang ia sukai, seperti membaca buku, Kamis (27/06/2019).

“Aku suka membeli buku, jadi gak enak kalau mau beli buku minta sama orang tua terus,” katanya.

Menurut perempuan berkacamata ini, kuliah sambil bekerja bukanlah suatu hal yang sulit, itu semua tergantung bagaimana seseorang menjalaninya. Segala yang sulit akan mudah jika kita berpikir itu mudah. Tinggal bagaimana menikmatinya.

“Tergantung cara menyeimbangkan waktunya, malah aku mendapatkan nilai plus dari dosen dan nilai aman-aman saja,” katanya.

Perempuan yang akrab dipanggil Laras ini bekerja sebagai Barista di salah warung kopi di Pekanbaru, ia mengaku banyak hal yang menyenangkan kuliah sambal bekerja, ia bisa belajar dari pekerja-pekerja yang mampir ke warung kopinya dan ia juga bisa memberikan sesuatu yang tidak pernah teman-temannya dapatkan ketika teman-temannya berkunjung ke tempat kerjanya.

Baca: Pihak Fakultas Alih Fungsikan Ruang Perpustakaan Fakultas

“Aku bisa belajar hal-hal baru di mana saja, misalnya di tempat kerja,” tambah Laras.

Laras juga bercerita pernah mengalami kesulitan pada awal-awal transisi dari belum bekerja ke punya pekerjaan, ia pernah jatuh sakit dalam kurun waktu yang lama, tapi ia tidak menyerah dan melanjutkan pekerjaannya. Ia mengatakan kalau orangtuanya mengajarkan jika tidak ada pekerjaan yang mudah, dari situ ia belajar bertahan pada pilihannya.

“Di mana pun kita kerja ya begitulah yang bakal kita rasain, jadi aku bakal lewatin supaya ketika lulus kuliah nanti, aku sudah lebih dulu merasakan dari teman-teman yang lain, istilahnya aku sudah naik satu tangga lebih tinggi dan akan terus maju terus,” jelasnya.

Laras yang telah dua tahun berkuliah mengaku tidak pernah ada keinginan untuk berhenti kuliah, karena sibuk bekerja, ia memiliki cita-cita  melanjutkan jenjang pendidikan  S2. Ia juga tidak ingin berhenti bekerja.

“Kalau berhenti bekerja enggak juga, mungkin hanya pindah tempat untuk merasakan suasana baru,” tutupnya.

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Zainul Kirom mengatakan kalau dirinya memilih kuliah sambil bekerja karena ingin mencari kesibukan di samping belajar dan mendapatkan uang.  Ia juga ingin membantu kedua orang tuanya, Sabtu (29/06/2019).

Mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara ini mengaku kadang mengantuk saat belajar karena ia bekerja mulai dari jam lima sore sampai pukul dua dini hari. “Aku dari pagi sampai siang kuliah dan jam 5 sore sampai malam bekerja jadi kadang mengantuk saat belajar,” tuturnya.

Baca: Kronologi Pemukulan Aliansi Mahasiswa UIN Suska Riau

Hal itu berpengaruh terhadap nilainya karena ketika dosen menjelaskan pembelajaran ia tidak  bisa fokus dan akhirnya tidak paham dengan mata kuliah yang diajarkan. Meski kesulitan membagi waktu antara jadwal kuliah dan pekerjaan, pemuda yang akrab dipanggil Kirom ini mengaku senang bekerja sambil kuliah karena mendapatkan uang dan  pengalaman. Ia mengatakan kalau kuliah tidak menentukan kesuksesan seseorang, jadi dengan kuliah sambal bekerja bisa mendapatkan pelajaran dan mental bekerja dari tempat lain.

“Dengan pengalaman kita bisa menjadi orang yang sukses, siapa tahu besok punya modal bisa bangun usaha sendiri,” katanya.

Kirom bekerja di warung pecel lele, ia mengatakan kalau warung tempat ia bekerja selalu ramai pengunjung.“Kadang kalau ada tugas, pernah tidak masuk mata kuliah lain demi mengerjakan tugas dari mata kuliah yang berbeda,” katanya.

Ia menambahkan,  ia sering merasa lelah ketika ada tugas kuliah namun harus tetap bekerja juga. “Tapi lelah kalau dituruti terus malah semakin malas jadi harus dipaksa,” tutupnya.

Editor: Hendrik Khoirul
Ilustrasi: Internet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.