Erwan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang Merintis Usaha Peternakan

Erwan Satriyo telah melewati masa-masa remaja yang penuh glamor dan gaya hidup hedonis ala anak muda zaman sekarang. Semenjak duduk di bangku kuliah ia mulai memikirkan masa depan dan meninggalkan kegiatan yang tak ada gunanya. Ia coba kembangkan usaha peternakan yang sudah dirintisnya sejak tamat SMK.

Oleh Kiki Mardianti

Mahasiswa semester tiga Ilmu Komunikasi ini dikenal sebagai lelaki pekerja keras dan mandiri. Walaupun mengambil studi Ilmu Komunikasi, ia tak sungkan meniti karir di bidang peternakan. Selain memang hobi, bagi Erwan kegiatan beternak juga bisa jadi prospek usaha di masa depan. Tak sangka, hewan ternak yang ia pelihara sendiri, kini sudah berkembang biak dan menghasilkan pundi rupiah.

Usaha tersebut berawal ketika ia tamat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Pekanbaru. Suatu hari ia mengikuti seminar kewirausahaan yang disampaikan oleh motivator entrepeneurship Syafi’i  Efendi. Setelah mengikuti seminar itu, Erwan tertarik untuk membuka usaha.

Meskipun pada awalnya ia sempat berpikir tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun orangtuanya terus memberi semangat untuk tetap kuliah juga mendukung usahanya itu. Akhirnya ia memutuskan mengambil jurusan Ilmu Komunikasi karena menurutnya prospek Ilmu Komunikasi semakin berkembang di masa mendatang. “Usaha itu bisa di bidang apa saja kan, mungkin dibarengi suka beternak juga sih,” tuturnya.

Usaha yang dirintisnya bermodal awal dari menjual sepeda motor miliknya. Berbeda dengan kebanyakan teman-temannya yang mengikuti tren gaya hidup terkini, ia malah berpikir untuk masa depan dan mulai merintis usaha. Erwan mengaku, semasa SMK ia termasuk kalangan muda yang tak ingin ketinggalan tren kekinian. Namun sejak kuliah ia mulai berpikir untuk mengubah pola pikir untuk tak lagi menghabiskan waktu dengan hal sia-sia dan menghabiskan uang untuk hal yang kurang bermanfaat.

“Soalnya udah enggak terlalu butuh lagi pun, untuk apa hura-hara lagi, pakai aja pakaian dan asesoris seadanya lagi,” ujar anggota Mapala UIN Suska ini.

Kini usaha peternakan Erwan bisa dibilang sudah berkembang pesat. Beragam hewan ternak ia miliki, seperti kambing, puyuh, dan ayam. Ia mengurusi ternaknya setiap hari. Sesekali ia juga membaca beberapa referensi kiat beternak.  “Setiap hari tuh harus diurusin, namanya juga makhluk hidup, kalau enggak diurusin mati dia.”

Erwan dan ternaknya

Erwan mengurusi ternaknya setiap usai salat subuh, bergantian dengan orangtuanya di sore hari. Mengingat ia harus berangkat kuliah membuat ia dan orangtua berbagi waktu mengurusi ternak-ternaknyanya itu.

Seperti halnya usaha di bidang apa saja, kegagalan juga acap kali Erwan rasakan dalam melelihara ternak-ternaknya. Salah satunya ketika anak ternak yang ia miliki tiba-tiba sakit dan mati. Sebelumnya ia tidak mengetahui kondisi anak ternak yang dibelinya, namun ketika tiba di rumah banyak yang sakit, bahkan ada yang matanya tak bisa melihat. Ia mencoba mengobatinya sendiri berharap tidak mati, tapi sayang usahanya gagal. Akhirnya ternak tersebut mati satu per satu, “Tinggal empat, mati enam, sedih kali rasanya,” ungkapnya.

Walaupun kegagalan dan kejenuhan selalu menghampiri, namun tak menyurutkan semangatnya. Ia menyematkan kata-kata dari seorang motivator di sela kejenuhannya itu. “Habiskan jatah gagalmu, ketika orang lain belum sempat mencobanya, setidaknya kita menghabiskan jatah gagal karena setiap orang punya jatah gagal tersendiri.”

Hasil memang tak kan mengkhianati usaha. Kini ternaknya sudah mencapai 20 ekor.  Pada Idul Adha 1435 H lalu, ia menjual enam ekor kambingnya,  dan sudah mampu berkurban untuk dirinya sendiri. Erwan bertekat akan terus mengembangkan usahanya dan ingin menghabiskan waktunya hanya untuk hal-hal yang bermanfaat. Ia tak ingin lagi terjebak dalam kehidupan glamor.

“Emang udah niat dari hati, enggak ingin gaya-gayaan seperti dulu lagi,
ingin sederhana saja. Ada kebanggaan tersendiri, setidaknya kita sudah
berbeda dari mahasiswa lainnya, yang lain sedang bermain-main kita udah
fokus merintis usaha,” ungkap Erwan dengan rasa bahagia.

Di mata sahabatnya, Erwan selain pekerja keras dan mandiri, juga dinilai pandai memosisikan diri. “Maksudnya tidak membawa masalah luar ke dalam lingkungan yang sedang dia tempati,” ujar Muhammad Anshori, sahabat Erwan sejak SMK. Menurut Muhammad Anshori, Erwan juga tipikal mahasiswa yang aktif baik dalam kuliah maupun organisasi tempatnya bernaungi yaitu Mapala Suska dan BLM Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.