Peduli Pendidikan di Daerah Terpencil, USM Lakukan Kunjungan ke Teluk Jering

Penulis: Khumar Mahendra

Gagasanonline.com-Kala itu, mentari mulai meninggi, tepatnya pada hari sabtu 30 Oktober 2021. Organisasi Mahasiswa (Ormawa) UIN Suska Mengajar (USM) bertolak dari Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UIN Suska Riau menuju sebuah sekolah dasar yang terletak di Teluk Kenidai.

Bergerak peduli akan pendidikan di daerah terpencil, USM melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang belum terjangkau. Goes to school, istilah yang digunakan USM untuk melaksanakan pengabdian kepada sekolah-sekolah yang terbelakang. Kegiatan ini baru dua kali dilaksanakan setelah pemilihan pengurus yang baru..

Goes to school ialah suasana baru sebagai latihan untuk anggota USM yang baru bergabung, sebelum diterjunkan ke sekolah-sekolah pedalaman seperti Desa Talang Mamak yang akan dilaksanakan pada liburan semester ganjil ini” jelas Cicilia selaku ketua USM.

Baca: LPRPM Uin Suska Riau, Adakan Kegiatan Mimbar Bebas untuk Memperingati Hari Pahlawan

Perjalanan menuju Teluk Kenidai memakan waktu 30 menit. Menyusuri jalan berliku melewati Desa Teratak Buluh, menyisiri pinggiran Sungai Kampar.

Perjalanan terus berlanjut, membawa kami kembali melintasi jalanan menikung, dikelilingi Pohon Rambung dan berakhir pada sebuah sekolah yang terletak di ujung jalan kecil dekat tepian Sungai Kampar yaitu Desa Teluk Jering.

Sebuah sekolah yang berdiri sejak tahun 1982 menjadi pusat pendidikan ditempat itu, sebab hanya satu-satunya sekolah yang dekat dengan daerah tersebut. Mungkin nama Teluk Jering kurang akrab terdengar di telinga, karena lebih dikenal dengan sebutan Pulau Cinta.

Lengkapnya, terletak di daerah Teluk Kenidai, Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Dengan luas yang tak kurang dari 2000 meter persegi, sebuah gedung Sekolah Dasar (SD) berdiri kokoh dengan bentuk yang sedikit kumuh karena belum dapat perhatian dari pemerintah.

Yap, SDN 018  tidak dilirik pemerintah daerah selama 10 tahun belakangan. Hanya terdiri dari tiga ruang belajar yang  kemudian disekat menjadi enam ruang kelas. Ditambah ruang kantor yang juga terlihat lawas dengan cat dinding yang memudar. 

Baca: Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Suska Riau Terbitkan Aturan Foto Bersama, Mahasiswa Salah Tanggap

Sekolah yang dikelilingi kawat berduri ini menjadi gudang ilmu bagi 37 siswa saat ini. Tahun lalu hanya 11 siswa mendaftar karena jumlah anak-anak yang relatif sedikit di desa ini, dan sempat terancam akan ditutup karena kurangnya jumlah siswa. 

Didomisili masyarakat asli setempat dengan satu suku juga kurangnya akses keluar, membuat masyarakat  Desa Teluk Jering  kurang berkembang. hal ini berdampak pada sedikitnya jumlah siswa di SDN 018.

Matrilineal sebutan yang tepat untuk  penduduk di Pulau Cinta ini, dimana adat melarang menikah dengan satu suku  sehingga terpaksa menikah dengan orang luar daerah dan kemudian pindah keluar yang berujung berkurangnya penduduk yang tinggal di desa tersebut. 

Bukan alasan itu saja, daerah yang dipenuhi dengan ternak kerbau ini, dulunya rawan banjir sehingga orang-orang dari luar enggan menetap disini.  Dan baru dimukimkan semenjak PLTA dibangun.

Kedatangan USM disambut baik oleh Zainal. Lelaki paruh baya ini merupakan Kepala Sekolah SDN 018 yang sudah menjabat hampir lima tahun. 

“Ini kedua kalinya kakak-kakak kita bersosialisasi dan berinteraksi, mengabdi di sekolah kita untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang membangkitkan motivasi dan inspirasi dalam belajar”, kata Zainal dihadapan USM  serta diiringi suara anak-anak yang kegirangan.

Datang sebelum lonceng berbunyi, kegiatan dibuka oleh kepala sekolah yang memberi wejangan kepada siswa dan tim USM mengenai sekolah yang sudah berdiri sejak sebelum runtuhnya masa Orde Baru (Orba).

Berbaju merah bertuliskan UIN Suska Mengajar, sebagian tim mulai mengkoordinir serangkaian kegiatan. Diawali senam, guna memancing semangat para siswa pasca pembukaan di bawah sinar matahari pagi. 

Baca: Dema Psikologi Open Donasi Perbaikan Fasilitas Pondok Pesantren Al-Azhar Ad-Dauly 

Diwarnai tawa canda di bawah pohon ketapang yang rindang diiringi suara daun bambu yang ditiup angin, menjadi tempat yang tepat bagi anak-anak untuk mulai mengikuti kegiatan selanjutnya menyusun puzzle.

Puzzle berupa lukisan pemandangan dan kendaraan. Menggunakan media kertas yang diprint dan dipotong kecil-kecil untuk kemudian disusun. Dibentuk kelompok yang terdari dari 4-5 orang.  Kegiatana ini melatih kekompakkan untuk berpikir cekatan, dan pemenangnya akan mendapatkan hadiah.

Jenuh diburu waktu, bertarung dengan ketangkasan. Beralih kepada kegiatan selanjutnya, permainan jembatan berantai atau jembatan tangga. Mengutamakan hiburan yang diselangi kerja sama tim. Seorang siswa kelas satu harus tersisih ditengah permainan. Menangis karena tidak bisa masuk ke dalam kotak yang telah disediakan dalam permainan.

Ditengah kegiatan, terlihat seorang guru memantau dari kejauhan,  Arneli setiap harinya melaju dari Jalan Cendrawasih Sudirman ke Teluk Jering untuk mengajar, sudah mengabdi di SDN 018 sejak 1998. Ia turut gembira melihat semangat para siswa yang berpartisipasi mengikuti setiap kegiatan dari USM. Ia berharap kegiatan ini berlanjut, untuk meningkatkan semangat belajar siswa.

“Dengan adanya kegiatan ini anak-anak bukan fokus untuk belajar saja namun ada referensi dan ketawa-ketawanya” katanya sambil menatap kearah para siswanya. 

Terakhir, kegiatan ditutup dengan motivasi dari ketua pelaksana, Ismail. Mengenai pentingnya bagi siswa kelas enam untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP dan tidak putus sekolah.

“Supaya apa pun kita, dimana pun kita, mau sekolah seperti apa pun maupun lingkungan seperti apa pun kalau dari kita mampu ya pasti bisa” ucap lelaki kelahiran 1999 ini.

Kegiatan ini hanya dilakukan setengah hari, mulai pagi hingga siang,  sebab pandemi membuat aturan tatap muka dibatasi. 

Sementara itu Zainal, lelaki yang pernah mengenyam pendidikan di  Universitas Riau ini, juga berharap kegiatan yang memotivasi dalam mengembangkan potensi Siswa SDN 018 akan terus berlanjut. Ia juga mengajak Tenaga Pendidik bekerja sama guna meningkatkan kreativitas para siswanya. 

Lelaki yang sempat duduk di bangku S2 ini juga menyampaikan siswa di sini masih bisa maju tergantung kerja sama guru dan orangtua untuk meningkatkannya, dan berharap  guru-guru juga meningkatkan diri dan kreativitasnya untuk dapat bertarung di era globalisasi.

Zainal juga menyebutkan adapun alumni dari SDN 018 ini yang telah menjadi tenaga abdi negara dan juga yang melanjutkan pendidikan di bangku perguruan tinggi.

Reporter: Khumar Mahendra
Editor: Lia Resti Andani
Foto: Dok. Gagasan/ Khumar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.