Bersama Kutilang, Gojek Pekanbaru Adakan Pelatihan Dasar Bahasa Isyarat

Penulis: Delfi Ana Harahap

Gagasanonline.com- Bersama dengan Komunitas Tuli Lancang Kuning (Kutilang) Riau, Gojek Pekanbaru adakan pelatihan dasar bahasa isyarat untuk driver Gojek di kantor Gojek Pekanbaru, Jl. Jenderal Sudirman. Gilang selaku Tim Operasional Supervisor Gojek sekaligus ketua panitia pelaksana kegiatan mengatakan pelatihan dasar bahasa isyarat dilaksanakan masih dalam momen perayaan ulang tahun Gojek yang ke 10 tahun.


“Jadi kita ingin memberikan suatu kegiatan yang memiliki dampak sosial kepada masyarakat. Gojek mempunyai harapan memberikan pelayanan yang sama baiknya antara teman tuli dan teman dengar,” ucapnya Kamis (19/11/2020).

Baca: Rektor UIN Suska Positif Covid-19

Berangkat dari pengalaman salah seorang mitra driver Gojek yang mendapat orderan dari teman tuli menjadi awal Gilang menginisiasi adakan kegiatan pelatihan dasar bahasa isyarat. Dengan tujuan supaya mitra-mitra Gojek mempunyai bekal bahasa dasar isyarat sehingga siap melayani teman-teman tuli yang menggunakan jasa Gojek.

“Karenakan pasti sekali-sekali mitra kita dapat orderan dari teman tuli, jadi perlu pelayanan yang berbeda, salah satunya ya menggunakan bahasa isyarat,” katanya.

Gilang juga menjelasakan bahwasanya pihak Gojek tidak menutup akses untuk teman tuli yang ingin menjadi mitra driver Gojek. Karena kata Gilang sebelumnya sudah pernah ada teman tuli yang menjadi driver Gojek Pekanbaru. Tidak ada pembatasan rekruitmen untuk driver Gojek, selagi mitra bisa membaca menggunakan aplikasi, berkendara dengan baik dan mempunyai data pribadi yang lengkap.

“Dulu saya masuk bagian tim operasional pendaftaran, disitu saya jumpai driver dari teman tuli. Tapi mohon maaf sampai sekarang saya lupa dan tak ingat namanya siapa, dan kurang update apakah dia masih bekerja atau tidak di Gojek,” ucapnya.

Baca: Pandemi Corona, UKK/UKM Sulit Cari Anggota Baru

Santi, selaku pengawas di Kutilang berharap semakin banyak kegiatan yang berkolaborasi dengan Kutilang agar semakin banyak masyarakat dan pelayanan umum yang ramah pada teman-teman tuli.

“Teman tuli setara dengan teman dengar, bedanya cara berkomunikasinya saja. Mereka bisa berinteraksi, bisa bekerja dan mengembangkan potensi,” tutupnya.

 

Reporter: Delfi Ana Harahap
Editor     : Wilda Hasanah
foto         : Delfi Ana Harahap

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.