Jika Air Bukan Satu-satunya Sumber Kehidupan di Alam Semesta

Penulis: Hendrik Khoirul

Gagasanonline.com – Air sebagai sumber kehidupan tidak terbantahkan oleh teori mana pun, para ilmuwan juga sepakat bahwa keberadaan air sangat penting bagi keberlangsungan hidup makhluk di bumi. Bahkan di dalam Alquran juga telah disebutkan tentang teori ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surah Al-baqarah ayat 164:

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَا خْتِلَا فِ الَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ وَا لْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّا سَ وَمَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَآءِ مِنْ مَّآءٍ فَاَ حْيَا بِهِ الْاَ رْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ کُلِّ دَاۤ بَّةٍ ۖ وَّتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ وَا لسَّحَا بِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ

Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.

Baca juga: Puisi: Kulihat Dinda

Berbicara mengenai air sebagai sumber kehidupan, sebagian besar astronom berpendapat bahwa kehidupan di suatu exoplanet di alam semesta ini selain menerima cahaya bintang yang nyaman sebagai zona layak huni, juga harus didukung oleh keberadaan hidrogen. Tapi, apakah teori ini juga bisa diterapkan ke seluruh sistem bintang di alam semesta ini, yang jumlahnya jika dikalkulasikan ke dalam bilangan akan membuat kalkulator eror? Kalau kehidupan hanya didukung oleh faktor air dan sinar matahari yang nyaman, apakah alam jagat raya seklise itu?

Bagaimana kalau ternyata ada suatu sistem tata bintang yang kehidupannya bersumber dari karbon, helium, atau materi lain. Siapa tahu? Toh apa yang seram menurut kita belum tentu seram menurut orang lain, apa yang logis menurut kita bisa jadi aneh menurut beberapa orang. Apalagi ini kaitannya dengan alam semesta yang superior luasnya, di mana ketidakmungkinan bisa jadi mungkin, dan kemungkinan bisa jadi tidak mungkin.

Contoh, kalau kalian update tentang astronomi, pasti kalian tidak asing dengan planet yang menentang hukum fisika, membeku dan terbakar secara bersamaan. Apa yang normal menurut penduduk bumi, mungkin aneh dan ngeri bagi penduduk planet lain, misal: bisa jadi air adalah hal yang sangat mengerikan di suatu planet sebagaimana kita ngeri terhadap lahar panas.

Tuhan adalah empunya cipta karya, tidak ada kemungkinan yang tidak mungkin di alam semesta ini. Ketika malam datang, cobalah pandang sebuah bintang, bayangkan di sana ada sebuah planet yang memiliki kehidupan. Penghuninya tengah berbincang-bincang ditemani secangkir lahar menggelegak yang mereka seruput sambil mengunyah biskuit, (bukan biskuit gandum layaknya di bumi).

Baca juga: Pembayaran UKT Dimulai Juli, UIN Suska Belum Kasih Keringanan

Alam semesta memang penuh misteri, bahkan masih sekitar 99.9%-nya masih menjadi rahasia, ya…hanya 0.1% saja alam semesta ini yang berhasil diungkap oleh ilmuwan astronom. Kalau teori tentang air bukan satu-satunya sumber kehidupan, barangkali di setiap sistem tata bintang ada satu atau dua planetnya yang memiliki kehidupan, dan jika itu benar, berapa banyak kehidupan di alam semesta ini? Minimal sebanyak jumlah bintang yang tersebar luas di alam semesta yang ruangnya tak berkesudahan bagi pengetahuan manusia yang terbatas.

Ini hanya sebuah pemikiran di luar batas yang tanpa didasari penelitian, tapi terkadang kita perlu berpikir di luar nalar untuk menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru. Toh belum pernah ada temuan tentang kehidupan di luar sana yang bersumber air, sama halnya dengan belum pernah ditemukannya kehidupan di alam semesta ini yang bersumber bukan dari air.

Pemikiran paling gila saya adalah, siapa tahu di balik atmosfer gas Jupiter atau Saturnus ternyata ada kehidupan super canggih… ya siapa tahu. Setidaknya kita harus yakin bahwa kehidupan di bumi ini bukanlah satu-satunya kehidupan di alam semesta, sehingga kita sadar betapa kecil dan tidak ada apa-apanya kita jika dibandingkan dengan Tuhan. Kita hanyalah setitik kecil buatan Tuhan yang angkuh dan tamak. Sungguh tak tahu diri!

Editor : Delfi Ana Harahap
Foto : Internet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.