Penulis: Lia Resti Andani
Gagasanonline.com – Kini di tengah menyebarnya virus Covid-19 di Indonesia sejak awal Maret lalu, banyak dari kita yang tanpa sadar telah terbawa suasana karena terlalu panik. Akhirnya malah bersikap egois dan tidak memikirkan orang lain. Misalnya, seperti menimbunan masker, pemborongan hand sanitizer dan belanja yang berlebihan.
Waspada dan selalu berhati-hati itu penting tetapi kita perlu tetap tenang dan menjaga akal sehat. Tidak hanya itu, di sepanjang Maret ini banyak pula beredar kabar-kabar hoax mengenai Covid-19 yang tidak masuk akal. Tak sedikit dari kita banyak mempercayainya, bahkan beberapa waktu lalu saya mendapatkan kiriman cara menangkal Virus Corona dari seorang dosen. Cara tersebut sempat viral namun kemudian diklarifikasi oleh Kominfo (Komunikasi Informatika) bahwa kabar yang beredar itu tidak benar
Baca juga: Komunitas Kepemudaan Riau Peringati Hari Earth Hour dengan Kampanyekan Gerakan Hemat Energi
Dari sini kita tahu bahwa orang-orang yang berdedikasi tinggi pun tak luput termakan hoax, apalagi orang-orang awam. Untuk mencegah penyebaran berita-berita palsu tersebut, kita perlu cermat dan menjadi kritis dalam menentukan berita mana yang benar dan yang salah. Nah, setelah saya mencari-cari, akhirnya saya menemukan berbagai cara menentukan berita hoax dari berbagai sumber. Berikut cara mengetahui berita-berita hoax yang dilansir dari kominfo.go.id :
1. Hati-hati dengan judul yang provokatif
Kabar hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, seperti dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Biasanya berita tersebut diambil dari berita resmi yang isi dan judulnya telah diubah-ubah. Oleh karena itu, sebaiknya kita mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya. Dengan demikian pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
2. Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs beritanya. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya menggunakan domain blog, maka kebenaran informasinya masih diragukan.
3. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya. Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri. Sebaiknya jangan mudah percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subjektif.
Baca juga: Mahasiswa UIN Suska Tanggapi RUU Omnibus Law
4. Cek keaslian foto
Adakalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet untuk bisa dibandingkan.
5. Ikut serta grup diskusi antihoax
Kalian dapat mengikuti grup diskusi antihoax yang ada di Facebook seperti Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage dan Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Dari grup tersebut kalian bisa ikut bertanya kebenaran dari berita yang didapat. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.
Menurut saya empat cara di atas sudah cukup untuk mengetahui berita hoax, namun apabila ingin mendapat informasi lebih mengenai berita hoax, kalian juga dapat mengikuti langkah yang ke lima. Dengan adanya cara untuk memilah berita itu asli atau palsu semoga tidak ada lagi berita hoax yang tersebar terutama di kalangan anak-anak muda atau mahasiswa yang sejatinya harus lebih kritis.
Editor: Teguh Arif Ramadhan
Foto: iNews