Dema Dipilih Secara Ad Hoc, Mahasiswa UIN Suska Akui Tak Rasakan Kinerja

Penulis: Delfi Ana Harahap

Gagasanonline.com – Desember 2019 lalu Asmin Mahdi, Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Suska Riau yang dipilih melalui sistem ad hoc diberhentikan dari jabatannya sebelum masa baktinya habis dan digantikan dengan Iskandar Syahputra Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Suska yang merupakan rival Asmin ketika mencalon menjadi Ketua Dema. Kamis (26/03/2020).

Teguh Abi Fahmi, Mahasiwa Ilmu Hukum UIN Suska Riau mengatakan jika pergantikan Ketua Dema Universitas yang baru sarat informasi dan menyalahi aturan.

“Sebenarnya naiknya Asmin itu saja sudah menyalahi aturan SK Dirjen Pendis dan naiknya Iskandar juga tetap menyalahi prosedur. Lucunya, kebanyakan mahasiswa tidak mengetahui siapa Presiden Mahasiswa setelah Yudi Utama Tarigan,” tuturnya pada Rabu (25/03/2020).

Teguh juga menyatakan tidak pernah merasakan kinerja nyata dari pihak Dema ad hoc, karena menurutnya dalam aksi-aksi mahasiswa dalam menuntut perbaikan birokrasi kampus, pihak Dema cenderung tidak mengambil sikap.

“Tak banyak harapan saya, tapi jadilah Presiden Mahasiswa yang pro dengan mahasiswa,” katanya.

Baca juga: Mahasiswa Driver Online Tetap Bekerja di Tengah Wabah Corona Meski Sepi Penumpang

Iqbal Zainur, Mahasiswa Teknik Elektro UIN Suska Riau, menuturkan hal serupa, menurutnya informasi mengenai pergantian Ketua Dema Universitas sangat kurang dan tidak ada transparansi kapan pergantian dan pelantikannya.

“Saya sebagai mahasiswa harusnya turut dilibatkan, agar tau bagaimana mekanisme pergantiannya ini. Karenakan Dema ini juga representasi dari mahasiswa itu sendiri,” ucapnya.

Iqbal juga mengatakan bahwa Dema Universitas yang baru tidak berjalan sebagaimana mestinya dan mengalami kemunduran dalam menanggapi aspirasi mahasiswa sehingga ia pun tidak merasakan kinerja nyata dari Dema.

“Mungkin hanya sekali, ketika mereka adakan seminar. Selain itu tidak ada. Untuk informasi kampus juga saya dapatkan dari media sosial Dema Universitas yang lama dan Gagasan,” ungkapnya.

Iqbal berharap kepemimpinan Dema selanjutnya diserahkan kepada mahasiswa tanpa adanya campur tangan dan intervensi dari pihak elit kampus.

“Juga agar Dema kembali menjalankan fungsi dan perannya sebagai wadah aspirasi mahasiswa,” tuturnya.

Mahasiswa Teknik Industri UIN Suska Riau, Bung Idul sapaan akrabnya turut menyesalkan kurangnya sosialisai terkait pergantian Ketua Dema Universitas yang baru, ia juga menyesalkan kurangnya kinerja Dema dalam menyuarakan aspirasi-aspirasi mahasiswa.

“Sayang sekali kita tidak tahu kinerja dan sistem Kabinet Dema saat ini. Kinerja Dema kurang sebagai eksekutif kampus, banyak keluh kesah mahasiswa tidak ditanggapi,” ucapnya.

Idul berharap di pemilihan Dema selanjutnya menggunakan sistem demokrasi agar kembali menghidupkan regulasi-regulasi dan aturan yang sudah ada.

“Karena dalam memilih pemimpin, rakyat berhak untuk memilih,” tuturnya.

Baca juga: Acara Pernikahan Tetap Dilangsungkan di Gedung PKM Meski UIN Suska Dilockdown

Ali, Mahasiswa Ilmu Hukum turut mengatakan jika publikasi pergantian Ketua Dema Universitas yang baru sarat informasi dan menyalahi aturan.

“Saya saja baru tahu ketua Dema sudah ganti, dan menurut saya dari awal pemilihan Asmin saja sudah menyalahi aturan, karena hilangnya demokrasi,” ucapnya.

Ali mengatakan jika ia sama sekali tidak mengetahui keanggotan dari Dema Universitas sistem ad hoc, dan sama sekali tidak merasakan kontribusi Dema dalam memperbaiki birokrasi dan masalah-masalah kampus.

“Saya juga melihat sikap teman saya yang di Dema Universitas seperti membungkam masalah itu,” ungkapnya.

Ali hanya berharap agar sistem kepemimpinan Dema menjadi lebih baik dan lebih mendengarkan aspirasi mahasiswa UIN Suska Riau.

Senada dengan Ali, Taufik Dean, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau mengatakan jika tidak adanya informasi terkait pergantian Ketua Dema Universitas yang baru. Dean juga menyesalkan kurangnya Dema Universitas dalam menyikapi permasalahan kampus.

“Kan kemarin banyak adik-adik yang terlambat bayar UKT, tapi tidak ada solusinya dari pihak Dema,” tandasnya.

Reporter: Delfi Ana Harahap
Editor: Winda Oktavia
Foto: Gagasan/Hendrik Khoirul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.