Kampus Ditutup, Mahasiswa di Asrama Disuruh Pulang

Penulis: Muhammad Akbar**

Gagasanonline.com – Berdasarkan surat edaran Rektor UIN Suska Riau Akhmad Mujahidin pertanggal 19 Maret 2020, kampus UIN Suska Riau ditutup sementara sampai tanggal 31 Maret 2020. Surat edaran tersebut salah satu isinya menyebutkan pelarangan aktivitas di dalam kampus. Terkait penutupan tersebut pimpinan Ma’had Al Jamiah mengeluarkan surat untuk pengosongan asrama.

Ahmad, salah satu mahasiswa yang tinggal di asrama mengatakan selama waktu pengosongan asrama mereka sebagian pulang kampung dan sebagian lagi ke kos temannya. Namun ada juga yang terkendala untuk pulang dan pindah tempat tinggal dikarenakan pulang kampung butuh biaya. Kalau untuk pindah kos yang punya kos keberatan menerima lebih kurang sepuluh  hari.

Baca juga: Dua Mahasiswa Suspect Covid-19, UIN Suska Riau Ditutup Sementara

Senada dengan ahmad, Harrie Fernando juga mahasiswa yang tinggal di asrama mengatakan banyak yang keberatan dengan keputusan pengosongan asrama karena sebelumnya sudah pernah lama mengungsi dari asrama sebab listrik di UIN Suska padam pada 20 februari. Baru kurang-lebih dua minggu kembali ke asrama, keluar surat untuk mengosongkan asrama.

“Jadi kurasa ini berkaitan dengan kekesalan penghuni asrama. Mereka malas untuk ngungsi lagi,” ucapnya.

Mahasiswa yang tinggal di asrama putri juga ikut menaggapi, Meiza Defira mengatakan selama waktu pengosongan mereka masih dibolehkan sampai hari ahad di asrama. Bagi yang rumahnya jauh dan betul-betul tidak bisa pulang untuk di laporkan nama-namanya ke sekuriti. Meiza juga mengatakan boleh tetap di asrama bagi nama-nama yang udah terdaftar. Hal ini mempertimbangkan anak asrama yang rumahnya jauh.

“Supaya jika ada keperluan keluar masuk UIN seperti beli lauk atau makanan keluar diizinkan satpamnya,” ungkap Meiza.

Baca juga: Selama Dua Pekan Perkuliahan Ditiadakan Akibat Covid-19

“Tapi tetap diawasi nggak boleh keluar masuk sembarangan terus-terusan,” tambahnya.

Heru Lesmanda, pengurus asrama mengatakan yang mengerti keadaan adalah para pimpinan hanya saja mereka penghuni asrama rumahnya di asrama. Jika tiba-tiba diinstruksikan meninggalkan rumah mereka, lantas mereka akan tinggal di mana.

“Bukankah seharusnya fasilitas saja yang dipenuhi, seperti alat-alat sterilisasi virus atau aturan keluar masuk lebih diketatkan,”tutupnya.

Reporter: Muhammad Akbar**
Editor: Hendrik Khoirul Muhid
Foto: Gagasan/Indra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.