Tim Ahli  Temukan Permasalahan Trafo yang Sebabkan Listrik Padam di UIN Suska Riau

Penulis: Tika Ayu

Gagasanonline.com- Selasa 25 Februari tim ahli dari Jakarta tiba ke UIN Suska Riau guna melakukan pemeriksaan terhadap masalah yang terjadi pada Trafo Induk, sekitar 11.15 WIB tim ahli langsung menyambangi tempat Trafo Induk yang  berada di belakang Gedung belajar Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) dan melakukan serangkaian pengetesan seperti Distribution Control Centre (DCC), Turn Ratio Test (TTR) dan Winding Resintance.

Salah satu anggota tim yang melakukan pemeriksaan Trafo, Nanang Febri mengatakan langkah pemeriksaan  awal yang dilakukan adalah tes DCC, tim menemukan tegangan DCC Low Voltage yang tidak seimbang, karena biasanya Perusahaan Listrik Negara (PLN)mengirim 20.000 VA  namun seharusnya diubah menjadi 400VA di trafo tersebut.

“Jadi ketika PLN sudah mengirim 20.000 VA tapi diterimannya di sini bukan 400 VA . Namun disini diterimanya phase  R to S 380 sekian, yang phase R to S nya jadi  161 yang phase R to T 67-an, seharusnya Phase R ke S itu 400, R ke T 400, S ke T 400,” jelasnya.

Setelah melalui pengetesan DCC, tim ahli melakukan pengetesan ulang pada Transfo, TTR merupakan metode  pengukuran perbandingan  belitan primer (Vp) dan belitan sekunder (Vs), pemeriksaan ini dilakukan untuk mengatahui bagaiman kondisi belitan  pada ketiga Phase (R, S, T). Untuk pemeriksaan yang lebih meyakinkan dilakukan pengetesan  Winding Resistance, akhirnya tim menemukan resistan pada kumparan ada yang terputus. Resistan sendiri pada kumparan yang dililit pada inti besi berguna untuk mengubah arus yang dikirim.

“Jika resistannya ada yang bermasalah, ada yang putus di dalam belitannya itu yang menyebabkan si Trafo ini pengeluarannya jadi gak imbang,” katanya.

Dalam wawancara saat itu Nanang dari perusahaan Profelaute Sistem Indonesia itu menuturkan permasalahan trafo ini tidak sampai menimbulkan Source Sircuit pada Trafo, di mana jika hal tersebut terjadi bisa menyebabkan DCC Out-Going putus dan dampak terbesarnya bisa mematikan Gardu Induk PLN.

“Syukurnya adalah PLN masih masuk dan Trafonya bertegangan tidak terjadi Source Sircuit, kalau terjadi Source Sircuit bisa sampai mematikan Gardu Induk, dan masalahnya PLN tidak akan menghidupkan kembali sampai permasalahannya beres di UIN,” ungkapnya.

Untuk mengetahui pasti faktor penyebab kerusakan yang terjadi, Nanang menjelaskan tidak bisa secara spesifik, karena menurutnya harus ada pemberlakuan Locksite setiap tahun untuk pengecekan Maintenance offline.

“Seharusnya Trafo dimatikan dites seperti sekarang, jika hasil datanya ada degradasi berarti ada yang salah dengan trafonya, tapi karena ini gak ada locksitenya berarti gak ada datanya” tungkasnya.

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, hasil dari pengecekan yang dilakukan tim ahli ada dua kesimpulan yaitu melakukan perbaikan Rewinding atau pergantian trafo baru.

“Kesimpulan sudah dapat, nanti saya naikkan ke Indra sebagai Teknisi UIN. Dari pengalaman saya  pergantian Trafo baru itu lebih murah  ketimbang Rewinding karena Rewinding membutuhkan waktu, kalau ibarat mobil seperti turun mesin,” katanya.

Masih menurut Nanang  proses rewinding akan memakan waktu lebih lama dan juga proses yang rumit. Setelah dapat kesimpulan dari tim ahli, Indra menjelasakan menunggu keputusan dari pimpinan seperti apa nantinya.

“Perbaikan ini memerlukan biaya, apakah ganti gulungan baru atau ganti trafo,  waktu pengerjaannya  berpa lama. Tinggal menunggu kebijakan pimpinan yang ambil keputusan langsung” ucap Indra sebagai Teknisi UIN.

 

Reporter: Wulan dan Tika
Editor: Wulan Rahma Fanni
Foto: Tika Ayu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.