Belajar Bahasa Isyarat di Komunitas Tuli Lancang Kuning

Penulis: Tika Ayu

Gagasanonline.com- World is Flat kata Thomas L. Friedman bahwa dunia semakin rata dan setiap orang bisa mengakses apapun dari sumber manapun. Melalui akun instagram milik temanku,  akhirnya aku menemukan komunitas  yang sejak lama aku idam-idamkan. Bahkan sebelum menginjakkan diri di perguruan tinggi, Aku memiliki minat tinggi untuk dapat bergabung dengan komunitas langka yang ditemukan di Riau. Selama ini, Aku hanya bisa mengakses pembelajaran ini secara autodidak melalui media sosialku, seperti youtub, instagram. Bicara soal komunitas ini adalah komunikasi isyarat, secara umum disebut  Bahasa Isyarat  Indonesia (Bisindo) dan di sini  istilah yang perlu diketahui bersama yaitu teman dengar dan teman tuli.

Baca: Tampilan Fisik Bukan Satu-Satunya Bekal dalam Perjalanan Cinta

Komunitas Tuli Lancang Kuning (Kutilang) adalah nama komunitas  yang konsen pada pemberdayaan  tuna rungu di Riau, Santi Setyaningsih adalah Foundernya. Pada mulanya  sebelum merantau ke Riau Santi telah berkecimpung  dengan dunia kreativitas pemberdayaan disabilitas  di Yogyakarta, dengan rutinitas pemberdayaan disabilitas berdikari tersebut menghantarkan  Santi masuk ke dalam nominasi Liputan 6 Award 2018 sebagai “Sosok Inspiratif”. Bukan cuma masuk nominasi tapi beliau juga menang dalam nominasi tersebut, hasil  usaha dari pemberdayaan disabilitas ini dapat ditemui di instagram @Creativableproject. Setelah  pengalamannya di Yogyakarta, Santi merambahkan pemberdayaan disabilitas di Riau dibantu  oleh Faqi Asnan yaitu suaminya yang juga menggagas Kutilang.

Jika ingin melihat komunitas tuli ini, dapat dijumpai di acara Car Free Day (CFD) yang setiap Minggu selalu dikunjungi oleh Kutilang, di CFD tersebut, Kutilang dapat langsung berinteraksi dan mendemokan Bisindo kepada  umum, hal itu sangat membantu sosialisasi Bisindo  oleh komunitas tuli semata wayang di Riau khusunya di Pekanbaru. Kehadiran Kutilang di tengah lingkungan, masih kurang ramah dengan disabilitas terutama pada teman tuli. Rasanya memang pas klaim sebagai wadah eksklusif untuk teman tuli ataupun teman dengar ditenggerkan  kepada Kutilang, karena teman tuli dapat saling bersosialisasi antar teman tuli lainnya. Melalui komunitas ini, tak luput pula teman dengar  yang memiliki ketertarikan diajarkan berkomunikasi isyarat dengan teman tuli lainnya.

Baca: Teruntukmu

Untuk pertama kalinya  pada tahun 2018 Kutilang  telah membuka kelas bahasa isyarat untuk umum, dan telah meluluskan angkatan pertama belajar Bisindo, kini Kutilang melanjutkan angkatan  pertama dengan kelas lanjut juga membuka kelas baru untuk angkatan kedua,  sekarang kegiatan tersebut berlangsung untuk program belajar Bisindo tiga bulan ke depan. Antusiasme keberadaan kelas Bisindo Kutilang sangat tinggi, tiap kali Kutilang melakukan pengumuman pembukaan kelas Bisindo. Buktinya, setiap kelas Bisindo yang ditawarkan selalu memenuhi kuota yang disediakan, namun sayang, saat ini Kutilang hanya akan membuka kelas dengan kuota terbatas, mungkin karena tenaga pengajarnya yang terbatas.

 

Editor: Wilda Hasanah**
Gambar: Kutilang Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.