Refleksi Semangat Pahlawan Mahasiswa UIN Suska Riau

Penulis: Fachrul Auza’i*

Gagasanonline.com – Pahlawan tidak pernah menyangka dirinya menjadi pahlawan, sebab perjuangan yang ditorehkannya tak mengenal imbalan, sapaan terlebih perayaan. Mereka yang berteguh dari nurani, berangkat dengan misi, bertahan menggunakan hati dan bersabar tak ada tepi.

Semangat pahlawan harus diwariskan pada generasi UIN Suska Riau terlebih para aktivis yang mengemban amanah di setiap lembaga yang ada.  Memperjuangkan aspirasi seluruh masyarakat UIN Suska Riau, mengakomodir seluruh kebutuhan Mahasiswa diharap menjadi agenda utama lembaga terkait.

Baca: Kejar Materi Kuliah, Dosen Tidak Patuhi Surat Edaran Rektor

Kampus yang merupakan kawahcandradimuka, harus menjamin bahwa ada kepastian untuk bisa berekspresi dan diskusi di dalamnya. Mengedepankan gagasan, mengadu narasi menanggalkan ego, apalagi kata ‘emosi’ adalah cirinya. Semangat pahlawan harus diwujud-nyatakan kepada lembaga tertinggi mahasiswa, termasuk harapan kepada Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) selaku lembaga eksekutif Mahasiswa harus mampu mendengar seluruh pendapat serta mengakomodir segala kebutuhan warga Mahasiswa UIN Suska Riau.

Generasi hari ini harus mampu menjadi visioner, mewariskan semangat pahlawan dalam mengisi segala sektor negara. Tugas sebagai putra bangsa sebagaimana termaktub dalam undang-undang harus kita wujudkan sesegera mungkin, saling merangkul sesama, meninggalkan segala identitas, melupakan berbagai ego sektoral demi satu tujuan. Sebab melanjutkan perjuangan para pahlawan hanya dengan mengisi pembangunan.

Baca: UIN Gelar Goro, Tanam Pohon Produktif 

Kaum muda, juga menjadi salah satu identitas tersendiri jika berbicara pahlawan. Sebab sejarah suatu bangsa selalu dimulai dengan sebuah judul yang bercerita tentang peran besar para pemuda. Tak peduli apa itu sebuah revolusi atau sebuah reformasi, maka pemuda selalu menjadi aktor sejarah yang senantiasa hadir ketika suatu bangsa membutuhkan suatu ide besar dalam perjuangannya.

Ide besar muncul dari sebuah inspirasi murni yang keluar dari akal dan nurani bersih yang dimiliki oleh pemuda. Inspirasi besar yang memunculkan ide-ide besar dan pada akhirnya menghasilkan kinerja besar untuk mengubah arah haluan sejarah satu bangsa. Akhirnya tepatlah ungkapan seorang Guru Besar Muslim Imam Syafi’I, “Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat.”

Sedalam apapun ilmu generasi hari ini, sepanjang apapun gelar disandangnya, sejauh manapun langkahnya menuntut, ketika Ilmu yang ada tak disampai dibanyak fikiran, tak diamal lewat podium dan tulisan maka pada saat yang sama generasi tersebut bukanlah disebut berilmu. Besar harapan generasi hari ini menjadi penebar Kebermanfaatan, mewarnai sekitar dengan ragam tinta kebaikan, memberi banyak rasa dengan kesan yang membahagiakan dan menghidupkan pikiran putra bangsa lewat lentera keilmuwan.

*Penulis adalah Ketua BEM Fakultas  Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau 2018

Editor: Hendrik Khoirul 
Foto: Wikipedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.