Mahasiswa di Antara Indekos dan Rumah Kontrakan

Penulis: Lydia Latifah

Gagasanonline.com – Rata-rata mahasiswa di Pekanbaru berasal dari berbagai daerah. Hal itu membuat mereka harus menyewa tempat tinggal berupa indekos atau kontrakan. Mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR), Akmalluridho lebih memilih indekos yang beralamat di Jalan Karya 1 Gang Miduk 1. Harga sekamar Rp550 ribu perbulan termasuk listrik beserta fasilitas lemari, meja belajar, dan tempat tidur.

“Menurut saya itu termasuk mahal,” katanya, Selasa (15/10/2019).

Ia berkata kekurangan dari indekos, jika datang teman tiga atau empat orang terasa sudah sempit sedangkan. Ia menambahkan terkait kebersihan cukup bersih, karena pemilik indekosnya tiap pagi membersihkan.

“Kalau ada teman yang rumahnya jauh bisa dibawa ke indekos sambil menunggu jam berikutnya sehingga tempat indekos saya menjadi tempat peristirahatan sementara,” ujarmya.

Baca: Abdul Somad Mengundurkan Diri dari PNS

Mahasisiwi UIN Suska Riau, Anggella Safitri memilih tinggal di indekos di Jalan Garuda Sakti Gang Travo, karena usulan dari orangtua. Ia mengungkapkan harga sewa Rp350 ribu perbulan di luar biaya listrik, air dan WI-FI.

“Fasilitasnya tempat tidur dan kamar mandinya di dalam kamar,” terangnya.

Hal berbeda dengan Mahasiswa UIN Suska Riau, Alfazri Hidayat lebih memilih mengontrak sebuah rumah karena katanya tempatnya lebih luas. Selain itu, ia mengatakan tidak adanya ibu kost menjadi pertimbangannya, juga pembatasan jam malam.

“Kalau di indekos biasanya ada dibatas-batasi jam pulangnya,” tuturnya, Rabu (16/10/2019).

Baca: Pencegahan Hoaks, Bijak dalam Gunakan Sosial Media

Ia mengungkapkan membayar biaya kontrakan seharga Rp1 juta perbulan. Baginya, mengontrak lebih murah daripada indekos.

“Karena kalau kita ngekost kamarnya satu, sedangkan mengontrak rumah kita bisa isi satu kamar  empat sampai lima orang.  Jadi biayanya lebih murah,” tutur Alfazri.

Ia Memilih kontrak rumah karena kemauan sendiri dan trauma waktu kos dulu barangnya hilang.

“Tangan teman yang usil, kadang ada barang kita yang dipinjam tetapi tidak dibalikkan oleh teman kost,” tuturnya.

Mahasisiwi UIN Suska Riau, Neny Sriwahyuni juga memilih mengontrak rumah dengan dua kamar tidur dan dua kamar mandi. Selain itu, ia menambahkan ada satu ruang tamu serta dapur.

“Harga Rp10 juta pertahun dan bayarnya enam bulan sekali. Milih kontrak rumah karena menurut saya lebih leluasa dan bebas, bebas maksudnya bukan berarti negatif,” tutupnya.

Reporter: Lydia Latifah
Editor: Bagus Pribadi
Foto: Internet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.