Keberagaman dalam Kesenian Teater Bangsawan Sanggar Latah Tuah

Penulis: Delfi Ana Harahap

Gagasanonline.com – Sanggar Latah Tuah adakan acara bertajuk Talk Show, Festival of Diversity : Simfoni Toleransi yang dilangsungkan di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UIN Suska Riau, Rabu (23/10/2019). Dalam acara ini terdapat sesi talk show bertema Jejak Keberagaman dalam Teater Tradisi Riau, yang salah satu narasumbernya Muhammad Rezza Akmal, S.Psi, sutradara muda Teater Bangsawan yang memimpin Sanggar Latah Tuah.

Rezza mengatakan keberagaman yang terdapat dalam Teater Bangsawan telah menjamah muatan isu politik, sosial, kemanusiaan, suku, ras, dan agama yang beragam di Indonesia. Meskipun kisahnya berangkat dari sejarah kerajaan Melayu di masa lalu. Ia mengambil contoh dalam kisah Tengku Mahkota yang belum lama dipentaskan Sanggar Latah Tuah, kisah itu mengangkat tema perpolitikan dalam memilih pemimpin.

“Di mana muatan dalam kata-kata dan percakapan si aktor pelakon menjamah tata cara dan penentuan kriteria untuk memilih pemimpin,” terangnya.

Baca: Mahasiswa Kembali Keluhkan Keamanan Kampus

Reza juga menuturkan, kesenian ini merangkul seluruh lapisan masyarakat, tanpa membatasi suku, ras, agama, dan pendidikan. Jadi tak hanya suku Melayu saja yang bisa mempelajari kesenian Teater Bangsawan. Kembali ia mengambil contoh aktris dan aktor pelakon peran di Sanggar Latah Tuah yang berasal dari berbagai suku, seperti Jawa, dan beberapa suku lainnya.

“Melayu sendiri lebih sedikit dibandingkan suku universal,” ujarnya.

Dari 2014 sampai 2019, Rezza telah menyutradarai beberapa pertunjukan teater, yakni Seulas Nangka (asal Kerajaan Johor), Mangkat di Julang (asal Kerajaan Johor), Cikal Bakal Kerajaan Siak Sri Inderapura sampai Pendirian Kerajaan Siak. Yang mana kisah-kisah ini saling berkesinambungan satu dengan yang lain

“Seolah episode dalam sinetron,” singkat Rezza.

Baca: Nasir: Surat Edaran Rektor Bertujuan Jaga Stabilitas Kampus

Dalam upayanya mengkampanyekan Kesenian Teater Bangsawan agar lebih dikenal lagi oleh seluruh masyarakat Indonesia, Rezza beserta Sanggar Latah Tuah telah melakukan beberapa kali tour. Di tahun 2015 tour Medan-Aceh, 2016 pementasan di Jambi dan Bengkulu, 2019 tour Lampung-Jakarta.

Ia mengatakan di zaman 4.0 yang menuju 5.0, perlu usaha menggait penonton dari kalangan anak muda, dengan terus memperbarui setiap formula dalam penampilan. Tambahnya, hal ini bertujuan agar kalangan muda Indonesia lebih paham tentang kisah sejarah masalalu.

“Dikemas dengan muatan isu umum mengenai toleransi dan persatuan,” tambahnya.

Di akhir sesi penyampaian materinya, Rezza menyampaikan keinginanya agar etnis China dapat turut memainkan Teater Bangsawan di masa depan. Dan ia berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kesenian ini dan memberikan bantuan finansial terhadap setiap pertunjukkan yang akan digelar.

“Karena selama ini kami menggunakan dana sendiri, pemerintah belum memberikan bantuan, bahkan seribu rupiah pun,” tandasnya.

Reporter: Delfi Ana Harahap
Editor: Bagus Pribadi
Foto : Sanggar Latah Tuah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.