Penulis: Teguh Arif ramadhan**
Gagasanonline.com- Induk Sapi Bali milik Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UIN Suska Riau melahirkan seekor anak sapi dengan delapan kaki, Jumat (18/10/2019).
Sapriyon atau yang lebih akrab disapa Pak Oyon mengatakan kejadian unik ini merupakan pertama kali yang ia temui setelah kurang lebih enam tahun bekerja menjadi penjaga sapi di tempat tersebut. “Pertama melihat anak sapi tersebut saya kaget ada delapan kaki,” ucap Pak Oyon.
Pak Oyon mengatakan bahwa sejak Kamis sore induk sapi sudah menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan, terlihat induk sapi tersebut sudah mencari tempat untuk menyendiri. Ia menambahkan setelah beberapa jam kemudian, tepatnya pada 23.30 induk sapi tersebut melahirkan dengan bantuan darinya. “Saya bantu tarik anaknya, tapi agak susah karena kakinya nyangkut,” tambahnya.
Staf Ahli Hewan FPP, Trides menjelaskan kalau anak sapi yang lahir dengan keunikan ini bukan dari hasil kawin silang, melainkan dari kawin suntik sapi yang sama. Ia menjelaskan kejadian unik ini dalam medis dikenal dengan nama Primartin Ubnormal.
“Primartin itu artinya kembar, ada yang lahir normal dan upnormal, kalau normal ia akan lahir sepasang, jantan dengan jantan, dan betina dengan betina,”jelasnya.
Trides melanjutkan penjelasannya jika selama kehamilan tidak ada keanehan pada induk sapi, juga tidak ada muncul gejala yang spesifik. Menurutnya anak sapi yang lahir dengan delapan kaki ini dikarenakan adanya migrasi hormon jantan melalui pembuluh darah yang menyebabkan munculnya kelainan pada proses pembentukan organ.
“Yaitu terjadi pada saat embrio dalam kandungan,” katanya.
Trides mengatakan adanya kesulitan untuk menindaklanjuti anak sapi ini, karena ada kaki yang tumbuh di leher dan tulangnya menyambung dengan tulang leher namun untuk kaki yang di pinggul hanya menyambung dengan otot dan bisa dilkukan operasi.
“Tapi menunggu sampai kondisinya stabil,” tutupnya
Catatan Redaksi: Judul Berita ini telah diubah dari judul awal “Induk Sapi Bali FPP UIN Lahirkan Sapi Primartin Upnormal”.
Reporter: Feri, Saprian
Editor: Wulan Rahma Fanni
Foto: Saprian/Gagasan