Kronologi Pemukulan Aliansi Mahasiswa UIN Suska Riau

Penulis: Satria Bumarta Duri**

Gagasanonline.com– Aliansi Mahasiswa UIN Suska Riau melakukan aksi lanjutan jilid III terkait kebijakan Rektor yang dinilai otoriter. Aksi lanjutan ini dilakukan karena rektor tak kunjung menjumpai massa aksi. Dalam aksi tersebut sempat terjadi bentrok antara mahasiswa dengan sekuriti di lantai empat Rektorat, lantaran ada salah seorang pihak sekuriti yang memukul mahasiswa.

Sebelum Aliansi Mahasiswa UIN Suska Riau memasuki ruangan rektorat ada insiden pecahnya pintu kaca Gedung Rektorat di lantai satu. Salah seorang massa aksi, Teguh mengatakan mahasiswa sudah menyampaikan bahwa mereka ingin masuk dengan cara baik-baik. Tapi dari pihak sekuriti mencoba menghalangi mahasiswa dengan cara memasang badan di pintu rektorat. Sehingga terjadi aksi saling dorong antara pihak sekuriti dan mahasiswa.

Baca: Kebijakan Rektor Dinilai Otoriter, Mahasiswa Aksi di Rektorat

Massa aksi menduduki ruangan rektor di lantai empat dan kemudian memasuki ruang rapat pimpinan. Di dalam ruangan tersebut, Wakil Rektor (WR) III Promadi menjumpai massa aksi. Massa aksi meminta WR III untuk menelepon rektor, namun permintaan massa aksi tak dikabulkan. Kemudian WR III meninggalkan ruangan tersebut.

Saat Aliansi Mahasiswa UIN Suska Riau keluar dari ruang rapat pimpinan di Gedung Rektorat lantai empat sekitar pukul 16.14 WIB terdapat beberapa kejanggalan yang terjadi. Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FSH) Nurhamidi, saat memberikan klarifikasi kepada media, pihaknya mengatakan ada sabotase listrik yang sengaja dimatikan. Akibatnya, tiga orang mahasiswi terjebak di dalam lift.
“Kawan-kawan berusaha membuka pintu lift yang macet, setelah pintu lift terbuka ada salah seorang sekuriti menarik rekan saya Zulfadli dan mencoba melarang sehingga sekuriti itu terjatuh,” ungkap Nurhamidi, Jumat (28/6/2019).

Baca: Rektor UIN Suska Riau Dilaporkan LSM ke Bawaslu

Pihaknya menegaskan bahwa mahasiswa berusaha melindungi sekuriti yang terjatuh dan tidak ada mahasiswa yang memukul maupun menginjak sekuriti tersebut. “Namun kenyataannya di saat kami melindungi sekuriti yang terjatuh tersebut tiba-tiba saya dipukul sama salah seorang sekuriti dari belakang, setelah dia memukul dia kabur,” tambah Nurhamidi.

Menurutnya hingga aksi bubar, tidak ada niat baik meminta maaf dari pihak sekuriti menemui Aliansi Mahasiswa UIN Suska Riau sekuriti tersebut hilang kabar tidak ada berita.

Setelah kejadian tersebut, mahasiswa meminta pihak sekuriti yang telah melakukan pemukulan terhadap mahasiswa tersebut agar segera di pecat. “Sesuai dengan kesepakatan dari awal yang telah dibuat dan disetujui antara pihak sekuriti sebagai pihak pengamanan kampus dengan mahasiswa, apabila terjadi pemukulan maka sekuriti yang tidak menjalani SOP siap untuk dipecat,” katanya.

Aliansi Mahasiswa UIN Suska Riau berharap sekuriti yang telah melakukan pemukulan terhadap mahasiswa dipecat dari UIN Suska Riau beserta komandan. “Karena dia tidak mampu lagi mengontrol anggotanya, dalam suasana panas seperti itu, dia tidak mampu mendinginkan dan mengkondusifkan suasana, seharusnya mereka itu lebih tua dari kami mereka lebih bijak,” ucap Zulfadli selaku Koordinator Umum saat klarifikasi.

Zulfadli menambahkan gerakan ini tidak akan berhenti dan akan terus berlanjut sampai rektor datang untuk nenemui massa aksi. “Karena banyak kebijakan yang tidak dari semua pihak, namun hanya dari rektor saja,” ujarnya.

Reporter: Satria dan Hafis
Editor: Syahidah Azizah Sipayung
Foto: Satria

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.