Make Up Sebagai Kebutuhan Mahasiswi

Penulis: Lydia Latifah

Gagasanonline.com – Siang itu, ruang dosen Fakultas Psikologi tampak ramai. Beberapa dosen sedang istirahat, juga dengan beberapa mahasiswa yang sedang bimbingan dengan dosen yang ada di ruangan tersebut. Seorang dosen Fakultas Psikologi, Indah Puji Ratnani sedang istirahat dan duduk di ruangan itu. Dosen yang akrab dipanggil Indah itu mengatakan wanita yang menghias diri sejatinya untuk menunjukkan diri sebagai wanita, Kamis (11/4/2019).

“Naluriah juga sebagai wanita untuk memberikan kesan yang baik,” katanya dengan tawa kecil.

Indah menambahkan, jikalau ditinjau dari psikologi itu akan memberikan rasa percaya diri yang tinggi. Kesannya lebih segar dan itu akan memunculkan aura yang positif, jelasnya seperti ketika ia berhias membuatnya semangat mengajar.

“Tetapi berbeda jika ditinjau dari agama,  karena kalau berhias itukan hanya untuk suami,” tambahnya.

Baca: FDK Lakukan Pengembangan Prodi

Wanita yang mengenakan jilbab oranye itu mengungkapkan, jika dilihat dari orang yang biasa menggunakan make up, disebabkan perilaku kebiasaan. Tambahnya, jika orang seperti itu tak mengenakan make up, jiwanya akan merasakan ada sesuatu yang kurang yang belum dilakukan.

“Perilaku ini mengakibatkan ketergantungan,” ungkapnya.

Indah menjelaskan, mahasiswi menggunakan make up itu hal yang lumrah, lantaran pada dasarnya mahasiswi sudah masuk ke kategori dewasa. Berbeda dengan perempuan yang masih SMA, masih remaja artinya secara hukum pun masih di bawah naungan Komisi Nasional Perlindungan Anak.

“Tanggungan orang yang sudah dewasa dan masih remaja juga berbeda,” ucapnya.

Baca: Hari Terakhir Buka Puasa di Masjid Al Jamiah UIN Suska Riau

Indah mengatakan ada mahasiswi yang kuliah sambil bekerja. Katanya, mahasiswi yang bekerja terkadang terbawa oleh pekerjaanya memakai make up berlebihan.

“Namun ada juga yang pandai membawa diri, ia akan menghapus make up saat kuliah,” katanya.

Ia berkata, penggunaan make up harus menyesuaikan dengan tempat, keadaan, dan kondisi. Tambahnya, make up yang termasuk dari bagian seni itu, jika digunakan secara tak berlebihan, tak menimbulkan masalah.

“Mahasiswi tidak etis jika berdandan menor,” ujarnya.

Baca: Terkendala Anggaran, UIN Suska Kirim Peserta Pionir Terbatas

Di lain waktu, Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Mutiara Cahya Noviani mengatakan, make up sebuah kebutuhan untuk sebagian wanita. Baginya, wanita yang menggunakan make up merupakan hal yang wajar.

“Asalkan makainya tak berlebihan,” katanya

Ia mengungkapkan ketika ke kampus biasanya mengenakan make up di bagian mata saja seperti celak dan sunscreen. Jelasnya, memakai celak merupakan sunah dalam islam.

“Menggunakan make up tak masalah selagi tidak menggoda atau tak ada niatan untuk menarik lawan jenis,” ujar wanita yang mengenakan cadar itu.

Baca: Tanpa Anggaran Rektorat, Sejumlah Ormawa UIN Suska Laksanakan Agenda

Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Ulfa Luthfiani mengatakan, saat kuliah hanya menggunakan pelembab wajah dan bedak tabur. Baginya, penampilan yang demikian sudah membuat percaya diri tanpa make up yang berlebihan.

“Saya hanya untuk menjaga kulit wajah saja,” katanya.

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Yasni mengatakan, penggunaan make up bisa mengubah muka dari kusam menjadi terlihat bersih dan segar. Saat kuliah, ia biasanya mengenakan bedak, pensil alis, maskara, eyeliner, dan lipstik.

“Di fakultas saya pakai make up seperti itu sudah biasa, jadi tidak ada yang mengomentari,” pungkasnya.

Reporter: Lydia Latifah
Editor: Bagus Pribadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.