Mahasiswa Fekonsos Dihipnotis Sekitar Lingkungan Kampus

Gagasanonline.com – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Sosial (FES), Ayuni kehilangan barang berharga saat berjalan menuju gedung belajar FES setelah menarik uang di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Ia mengatakan, dihipnotis oleh dua orang pria tak dikenal, Jumat (19/10/2018).

Kejadian itu bermula ketika Ayu selesai mengambil uang di mesin ATM, setelah itu ia berjalan kaki menuju FES. Di tengah perjalanannya, ia diberhentikan oleh seorang pria paruh baya yang bertanya jalan menuju Pondok Darussalam.

“Dari ATM saya jalan, terus ada bapak-bapak nanya, katanya dia dari Jogja, saya jawab saya gak tau,” ungkap Ayu.

Ayu mengatakan saat ia sedang berbicara dengan bapak itu, kemudian datang seorang pria tua menghampiri mereka. “Ada bapak-bapak tua lewat dan bertanya ada apa, ke saya dan bapak itu, kedua bapak itu jadi mengobrol” jelas Ayu.

Kemudian Ayu menyampaikan kalau ia izin pamit untuk pergi ke fakultasnya, tapi ia diajak untuk ikut kedua pria paruh baya dan ia sempat menolak. Namun, bahunya sempat dipegang satu kali, iapun mengikuti dua pria tersebut pergi dan duduk di pelataran Masjid.

Ayu menambahkan, kedua pria tersebut berbicara tentang karomah sebuah kitab yang dibawa oleh salah satu pria itu. Ia sempat ditanya seputar harta yang ia miliki dan ia memberi  tahukan semuanya, termasuk  pin ATM.

“Padahal biasanya saya tidak pernah memberitahu pin ATM saya ke siapapun, kecuali orang terdekat,” katanya.

Dengan meninggalkan dompetnya pada salah satu pria, ia disuruh membeli air minum di kantin FES. Setelah ia kembali, Ayu tak lagi melihat dua pria itu.

“Mereka tidak ada lagi dan saya langsung sadar dompet saya tidak ada lagi,” ujarnya.

Ayu mengungkapkan ia sempat mencari kedua pria tersebut dan langsung menelpon pihak bank untuk memblokir kartu ATM nya. Karena hipnotis itu, Ayu kehilangan barang berharga berupa kartu ATM, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), dan sejumlah uang tunai.

“ini jadi pelajaran buat saya dan temen-temen agar lebih berhati-hati lagi,” tutupnya.

 

Penulis : Wulan Rahma Fanni

 

Editor : Syahidah Azizah Sipayung