Kronologi Ricuh PBAK Gelombang Pertama

Gagasanonline.com – Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Gelombang I dimulai pukul 06.00 WIB. Mahasiswa baru (Maba) memasuki gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) dengan pengamanan dari Resimen Mahasiswa (Menwa). Hamzah Menteri Agama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang menjadi moderator dalam PBAK, Jumat (27/7/2018).

Namun, Hamzah mendapatkan perlakuan yang tidak wajar dari Rektor Prof Dr KH Akhmad Mujahiddin, MA seperti dijambak. Tidak hanya itu, Hamzah juga diminta push up oleh Rektor. Hal ini diungkapkan Saputra Arbi selaku panitia acara.

Saputra mengatakan setelah Hamzah menyambut mahasiswa baru, dilanjutkan dengan kata  sambutan dari Rektor. Kemudian Rektor memanggil Hamzah untuk menghampirinya. “Langsung dipegang rambut sampai kepalanya goyang, setelah itu disuruh push up perintah dari Rektor,” ungkap Saputra.

Menurut penuturan Saputra, sambil memegang kepala Hamzah Rektor mengatakan rambut Hamzah tidak patut untuk ditiru. Saputra menambahkan,  selain Hamzah Rektor memanggil beberapa mahasiswa baru dan melakukan hal serupa yakni menarik rambut.

“Kalau dipegang atau dielus tentu berbeda,” tambahnya.

Saputra manambahkan pihak panitia telah meminta Rektor untuk tidak menjambak tetapi tidak direspon oleh Rektor. Oleh karena itu, dilakukan aksi untuk meminta alasan dan pertanggung-jawaban Rektor tetapi Rektor tidak memberikan keputusan sama sekali. Setelah itu, Rektor meminta Menwa untuk mengunci pintu PKM. Pada saat itu, ada panitia yang berada di luar untuk briefing.

“Panitia hanya yang berada di dalam, yang sudah keluar tidak dianggap panitia,” ungkapnya.

Panitia dari BEM membujuk Rektor  untuk membuka pintu yang terkunci dan membiarkan panitia kembali masuk, namun Rektor tidak mengizinkan. Sehingga peserta aksi memaksa untuk membuka pintu.

Setelah menerobos masuk, peserta aksi tidak disambut dengan baik dan diminta diam. “Kami tidak diberi alat pengeras suara dan Rektor malah focus kepada Maba,” ujarnya.

Saputra menambahkan Rektor sempat keluar-masuk gedung PKM, Maba sempat diajak membaca shalawat bersama untuk menenangkan suasana. Kemudian panitia mengajak tabayyun antara Rektor dan mahasiswa saja. Setelah itu para pimpinan rektorat, satpam, dan yang bukan mahasiswa untuk keluar Gedung PKM. “Tetapi mereka tidak mau, tetap di dalam,” tambahnya.

Namun Rektor hanya mengulur waktu, apa yg diinginkan mahasiswa untuk tabayyun tidak direspon, sampai akhirnya satpam keluar gedung PKM dan Rektor angkat bicara. “Karena sholat jumat sudah memanggil, ayo kita sholat jumat,” ajak Rektor.

Pada saatitu, massa aksi berusaha untuk menahan Rektor agar tetap di dalam. Aksi saling dorong pun tidak terhindarkan.

Setelah Rektor meninggalkan gedung PKM, Maba kembali dikumpulkan dan diajak sholat.  Setelah sholat jumat dan makan siang, Maba kembali dikumpulkan untuk diajak menuju rektorat oleh massa aksi untuk meminta penjelasan.

“Kebijakan semua dari rektorat karena pihak rektorat tidak ada di tempat, jadi mengajak seluruh adik-adik untuk mempertanyakannya ke rektorat,” ungkap Saputra.

Di rektorat, massa menunggu Rektor untuk menyampaikan tuntutan tetapi Rektor tak kunjung turun menemui massa aksi. Sampai akhirnya massa memberi waktu 30 menit agar Rektor turun tetapi tetap saja Rektor tidak datang.

Yudi selaku Presiden Mahasiswa menelepon Wakil Rektor III Drs Promadi meminta pernyataan keputusan atas tuntutan massa. Dan akhirnya keputusan diberikan yang dinyatakan dengan disetujuinya PBAK gelombang pertama telah berakhir. “PBAK selesai, maba lulus semua,” tutup Yudi.

 

Penulis : Wulan Rahma**

Editor : Desi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.