Teroris Lahir dari Penafsiran Al-Qur’an Asal-asalan

Gagasanonline.com – Islam bukan agama yang mengajarkan teror dan tidak bisa dikaitkan dengan terorisme karena Islam agama yang damai. Hal itu disampaikan oleh Muhibuddin, dosen Sejarah Peradaban Islam UIN Suska Riau saat di jumpai di Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Sosial, Senin (21/5/2018).

Muhibuddin menjelaskan kata ‘teroris’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut untuk tujuan tertentu. Sedangkan Islam tidak pernah mengajarkan teror.

“Kalau enggak ada tujuan mana mungkin dia melakukan aksi teror itu,” sebut dosen yang juga pengurus Pemuda Nahdlatul Ulama (NU) Kampar ini.

Ia mengungkapkan, memang banyak dalam Al-Qur’an berisi seruan untuk memerangi orang kafir. Namun jangan salah tafsir, ketika penafsiran tidak pada titik kesimpulan yang pas maka terjadilah penafsiran asal-asalan sehingga melahirkan teroris.

“Penafsiran yang pas adalah ketika Islam diperangi, baru di situ umat Islam mengambil tindakan, tapi ketika Islam tidak diganggu, umat Islam tidak boleh memeranggi, “ ujar dia.

“Coba lihat dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 125, bahwasannya kita ini kalau menyeru itu dengan baik,” sambungnya.

Ia menceritakan, pada masa Rasulullah memimpin dahulu, orang Muslim dan non-muslim saling berdampingan dan hidup damai. Tidak pernah teror-meneror. “Jadi, Islam tidak ada kaitannya dengan terorisme,” tegasnya.

“Teroris itu adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang melenceng dari pemahaman Islam,” tutupnya.

 

Penulis: Rahmat**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.