Oknum Mahasiswa Klarifikasi Terkait Fitnah Eksplorasi Peran SLT

Gagasanonline.com – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Latah Tuah (SLT) meminta klarifikasi kebeberapa oknum mahasiswa yang menyebar tudingan negatif terkait kegiatan eksplorasi peran. Anggota Sanggar Latah Tuah, Fytra Maulana Akmal menemui salah satu oknum mahasiswa yang diketahui bernama Candra Irawan Saragih, Senin (26/3/2018).

Fytra meminta Candra  untuk mengklarifikasi terkait isu yang ia sebarkan. Tak hanya Candra, Muhammad Nanda Kusuma dan beberapa oknum lainnya juga diminta pihak Latah Tuah untuk angkat bicara terkait tudingan negatif yang disebarkan “Mereka juga harus meminta maaf secara terbuka,” katanya.

Sekitar pukul 17.32 WIB, Fytra Maulana Akmal, Rezza Maulana Akmal, dan M.Hafi Anshori menemui  oknum-oknum yang menyebar tudingan untuk meminta klarifikasi. Namun pihaknya hanya bisa menemui Candra untuk dimintai klarifikasinya. “Oknum lain yang terlibat justru kabur,” ujar Rezza.

Perdebatan dengan Candra di sayap kanan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM)  tidak menghasilkan titik terang. Rezza menunggu itikad baik dari beberapa oknum mahasiswa yang menyebar tudingan negatif untuk meminta maaf dalam waktu 1×24 jam di Sekretariat SLT. “Kalau tidak juga ada, akan kami sidangkan secara kode etik dan kelembagaan, termasuk beberapa oknum yang kabur,” tutur Rezza.

Kemudian sekitar pukul 19.00 WIB Candra dan Nanda datang ke sekretariat Sanggar Latah Tuah. Candra memulai klarifikasi dengan membenarkan bahwa isu yang tersebar adalah kesalahannya. “Saya mohon agar Latah Tuah memaafkan saya, itu kesalahan saya,” pintanya.

Tak hanya Candra, Nanda juga menyampaikan permintaan maafnya karena sudah ikut menimpali postingan tersebut dengan mengatakan akan memukul Fytra. “Saya meminta maaf atas kesalahan yang saya buat, saya tidak berpikir panjang,” pinta Nanda sambil menangis.

Setelah itu, pihak Latah Tuah meminta agar Candra memperlihatkan ponsel pintarnya untuk melihat grup Whatsapp guna melihat isu penyebaran tudingan negatif tersebut. Tetapi, permintaan tersebut hanya dipenuhi oleh Nanda, sedangkan Candra berdalih tak mengetahui keberadaan ponselnya. “Saya tidak tahu hp saya di mana dan dibawa oleh siapa,” ujarnya.

Sementara itu menurut Ketua Sanggar Latah Tuah Imam Aminuddin, permasalahan kedua belah pihak selesai dengan dikeluarkannya surat pernyataan. Di dalam surat tersebut Candra dan Nanda mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada Latah Tuah. Selain itu, Candra dan Nanda juga berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan. “Mereka juga dikenai sanksi adat. Mereka kami minta ikut berperan pada eksplorasi peran,” tutup Imam.

Saat dikonfirmasi, Nanda mengatakan dirinya telah melakukan penyelesaian dengan mediasi bersama Sanggar Latah Tuah. “No comment, sudah selesai dengan mediasi” ujarnya. Sementara Candra tidak memberikan komentar terkait mediasi tersebut.


Penulis: Desi
Sumber Foto: Dok. Redaksi
Editor: Muthi Haura

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.